Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Pewarta : Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah (17 Agustus 2020)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meskipun belum ada data pasti mengenai jumlah sampah pakaian di Indonesia, Campaign Activation TukarBaju Zero Waste Indonesia, Naurah Nazhifah, sampah pakaian karena limbah fesyen atau limbah tekstil tak bisa disepelekan terkait dengan pelestarian lingkungan.
Menurut Naurah, pada 2018 silam, dia bersama dengan komunitas Zero Waste Indonesia mengikuti sebuah acara yang diadakan di Pantai Ancol Timur bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Sayangnya, yang didapatkan di sana itu malah mayoritas sampahnya bukan sampah plastik, melainkan sampah tekstil dan sampah jaring yang dibuat dari benang,” ungkap Naurah dalam IG live Tukar Baju, belum lama ini.
Dia menyebut, jumlah perkiraan prosentase sampah tekstil dan sampah jaring yang ditemukan di sana adalah sekitar 80 persen hingga 81 persen dari sampah yang ditemukan. Lalu, di tahun yang sama pula, salah satu tim dari Zero Waste Indonesia yang memiliki kesempatan melakukan penelitian di Pulau Saparua, Maluku, Nila Pati, tak menyangka banyak menemukan sampah tekstil di sana.
“Malah lebih banyak sampah tekstil dibandingkan sampah plastik, dan yang lebih parah lagi, kalau sampah tekstil ini sudah terkena air, dan sudah terpendam di pasir susah sekali untuk diangkat atau ditarik,” kata dia.
Ditemukan fakta-fakta tersebut, menyadarkan dia bahwa sampah yang ada di bumi ini juga tak hanya sampah plastik. Sampah tekstil, sampah dari baju-baju yang dibuang oleh banyak orang pada akhirnya akan kembali ke alam lagi.
“Sayangnya, mereka kembali ke laut mencemari laut dan mencemari ekosistem-ekosistem yang seharusnya nggak kita cemari,” jelas dia.
Selain itu, salah satu contoh dampak pembuangan sampah tekstil yang lain adalah pencemaran lingkungan sungai karena pembuangan limbah dari sampah tekstil. Hal itu sering kita dapatkan pada sungai-sungai yang tercemar menjadi berwarna tertentu akibat limbah tekstil.
Artikel ini telah tayang di republika.co.id dengan judul “Limbah Tekstil Dominasi Tumpukan Sampah di Laut” 17 Agustus 2020
” https://republika.co.id/berita/qf7scv463/limbah-tekstil-dominasi-tumpukan-sampah-di-laut
Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.