Pegiat Lingkungan dan Pecinta Alam di Pamekasan Gelar Aksi Bersih Sampah
/1 Comment/in Berita/by adminPegiat Lingkungan dan Pecinta Alam di Pamekasan Gelar Aksi Bersih Sampah
(21 Oktober 2020)
TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Ratusan aktivis lingkungan dan pecinta alam se-Kabupaten Pamekasan bahu-membahu membersihkan sampah rumah tangga yang ada di bawah jembatan Ampera Kelurahan Gladak Anyar, Kecamatan Kota Pamekasan Jawa Timur, Rabu (21/10/2020) pagi.
Syaiful Jayadi, Ketua Umum Mahapala Unira mengatakan, bahwa masa Pancaroba sudah tiba, sehingga prioritas aliran sungai yang bersih dan lancar menjadi penunjang dan mitigasi awal dalam menanggulangi bencana banjir.
“Kondisi ini menjadi salah satu motivasi bersama para relawan penjaga alam ini,”ungkapnya.
Baca Juga : BADUSA : Inovasi Pengolahan Sampah ala Desa Paran
Sebelumnya dilakukan uji coba penggunaan alat dan pembuatan bahan bakar pelet yang berasal dari sampah. “Alhamdulillah pembangkit sudah bisa dinyalakan dan kini bisa menerangi rumah-rumah warga,” ujar Misdi di Pulau Tinggi, Senin (19/10/2020). Dia menuturkan, sejumlah pemuda yang tergabung dalam Sekar Rukun diberi pelatihan untuk mengoperasikan pembangkit, serta mengumpulkan sampah setiap harinya. Sampah tersebut kemudian diolah dan disimpan sebagai bahan bakar pembangkit. “Harapannya lingkungan pulau ini lebih terjaga keasriannya. Kami bekerja sama dengan PLN sebagai bagian efisiensi kalau menggunakan solar,” ujar dia.
Camat Toboali Sumindar mengatakan, selama ini sampah masyarakat tidak pernah tertata dengan baik. Bahkan, sampah seolah menjadi persoalan yang tak ada habisnya.
“Semenjak pintu masuk pasar, sampai pintu akhir pasar, sampah itu tidak pernah tertata dengan baik. Ternyata semuanya dibuang ke laut. Kalau sampah ini setiap hari dibuang ke laut, maka saya yakin laut kita, masyarakat kita akan kotor sekali,” kata Sumindar. Bersama dengan KSM Sekar Rukun, Sumindar mendorong masyarakat untuk mengumpulkan sampah, kemudian mengolahnya menjadi pelet. “Di sini sampah kami kumpulkan dari pasar dan rumah tangga. Ada proses pemilahan untuk selanjutnya diolah menjadi pelet sampah, yang mana hasil pelet tersebut diambil oleh PLN untuk dijadikan bahan bakar pembangkit,” ujar Sumindar. Tercatat sebanyak 45 kepala keluarga di Pulau Tinggi bisa menikmati listrik untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Penghematan listrik Sementera itu, General Manager PLN Babel Abdul Mukhlis mengatakan, pihaknya telah menyiapkan mesin yang dapat mengolah bijih sampah menjadi gas sintetik. Selanjutnya, masuk ke dalam mesin PLTG gas, sehingga bisa mengeluarkan energi listrik. Dengan ini, PLN berhasil melakukan penghematan. “Biaya pokok penyediaan tenaga listrik, kalau sebelumnya menggunakan solar rata-rata sekitar Rp4.900,- per 1 kWh, kalau sekarang bisa jadi Rp1.400-an, jauh lebih murah,” ucap Abdul. Pihaknya berharap Pulau Tinggi dapat benar-benar hijau atau asri, dengan disuplai dari sumber energi baru terbarukan. “Beberapa pulau lagi di Bangka dan Belitung, bagaimana energi hijau dihasilkan sumbernya dari Babel itu sendiri,” kata dia. Pulau Tinggi merupakan potret perkampungan tradisional yang konturnya mirip nasi tumpeng. Sebuah bukit yang cukup tinggi berada persis di tengah pulau. Masyarakat membangun pemukiman di lingkaran kaki perbukitan hingga kawasan pesisir. Pulau ini dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan laut dari Pelabuhan Sadai, Bangka Selatan.
Pantauan di lapangan, nampak terlihat perwakilan siswa pecinta alam (Sispala) dan mahasiswa pecinta alam (Mapala) berjibaku dalam kubangan air sungai. Mereka terlihat mengumpulkan berbagai benda dan sampah yang mengendap, serta menghambat arus air sungai yang dangkal itu.
Syaiful yang merupakan Ketua Umum Mahapala Unira, mengatakan bahwa aksi bersih kali ini, memperingati Dies Natalis Mahapala Unira dan diikuti oleh 8 organisasi Sispala serta 2 UKM Mapala se Pamekasan.
“Tercatat sekitar 150 aktivis pecinta alam yang berpartisipasi. Semua sepakat dalam apel pembukaan, untuk menjaga alam sekitar. Bahkan, perwakilan relawan dari KPMM dan FRPB juga turut serta,” terangnya di sela aksi bersih kali tersebut.
Sementara itu diwaktu yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pamekasan, Amin Jabir menegaskan bahwa sebelumnya titik aksi yang sekarang dijadikan pusat kegiatan merupakan daerah langganan pembuangan sampah rumah tangga warga sekitar Jembatan Ampera, Gladak Anyar.
Bahkan, setiap tahun pihaknya dengan komunitas peduli lingkungan selalu membersihkan daerah tersebut. Tahun lalu pihaknya sudah mensterilkan sampah di bawah jembatan itu. Tercatat 16 ton sampah yang terkumpul saat itu.
“Yang perlu dikuatkan adalah penegakan Perda nomor 3 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah oleh Pol PP, jadi harus ada tindakan tegas, ” terangnya saat di lokasi aksi.
Ke depan, diharapkan adanya kesadaran dari masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah ke sungai. Mereka juga seharusnya, memilah sampah organik dan anorganik yang ada di TPS3R, untuk kemudian diangkut oleh Armada Sampah DLH ke TPA nantinya.
“Per September lalu, sebetulnya kita sudah canangkan Pamekasan Cantik. Salah satunya adalah pengelolaan sampah melalui TPS3R sudah harus optimal,” ungkap Kepala DLH Kabupaten Pamekasan.
Artikel ini telah tayang di timesindonesia.co.id dengan judul “Pegiat Lingkungan dan Pecinta Alam di Pamekasan Gelar Aksi Bersih Sampah”, Klik untuk baca: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/304769/pegiat-lingkungan-dan-pecinta-alam-di-pamekasan-gelar-aksi-bersih-sampah.
Pewarta: Akhmad Syafii
Editor: Ronny Wicaksono
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!