Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Pewarta : Esti Widiyana (26 Agustus 2020)
Surabaya –
Produksi sampah plastik di Indonesia dalam satu tahun bisa mencapai 175.000 ton atau 63,9 juta ton. Bahkan, World Economic Forum menyebut Indonesia sebagai produsen sampah plastik kedua terbesar setelah Cina.
Hal itulah yang menjadi motivasi pelajar kelas VIII SMPN 6 Surabaya Calista Putri Mardiana untuk menyulap sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat. Dia pun menjadikan limbah plastik menjadi beragam macam produk yang diberi nama Justik (Rajutan Plastik).
Calista menjelaskan sampah plastik, apalagi tas kresek akan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai. Apabila tidak didaur ulang dengan baik, bisa berakibat pada pencemaran lingkungan.
“Nah untuk mengurangi sampah plastik tersebut, akhirnya saya berinisiatif mengolahnya menjadi produk rajutan seperti pouch, tatakan gelas, tempat pensil, gantungan kunci, hingga tempat tisu yang bernilai ekonomis,” kata Calista, Rabu (26/8/2020).
Proses pembuatannya pun cukup mudah dan sederhana, bahan utama yang dibutuhkan yakni sampah kresek yang sudah dipotong menyerupai tali rafia. Ekonomisnya, sampah kresek tersebut dia dapat dari tetangga dan juga teman-temannya agar tidak terjadi penumpukan limbah plastik.
“Jadi kresek ini sebagai media pengganti benang. Setelah itu, tinggal dirajut seperti biasa. Tekniknya kaya merajut pada umumnya gitu,” ujarnya.
Meski hobi merajut, remaja 13 tahun ini kerap mengalami kesulitan saat membuat produk. Sebab, tidak semua plastik kresek memiliki ketebalan yang sama, ada yang tipis hingga tebal.
“Kalau terlalu tipis kadang tiba-tiba putus. Kalau ketebalan juga susah dirajutnya. Jadi ya harus ekstra sabar,” ucapnya.
Untuk membuat satu gantungan kunci, Calista hanya membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Pembuatan kerajinan yang membutuhkan waktu lama yaitu cover tempat tisu, di mana memakan waktu tiga hari.
Kini, sudah ada sekitar 348 buah sampah kresek yang berhasil diolah menjadi 110 produk Justik. Produk buatannya ini juga dipasarkan dengan banderol mulai dari Rp 5.000 – Rp 75.000 saja.
Adanya inovasi Justik, remaja asli Surabaya ini berharap masyarakat dapat mengurangi sampah plastik lewat merajut. Kegiatan ini juga dapat menghilangkan kejenuhan saat pandemi COVID-19 yang belum berlalu.
“Ayo cinta lingkungan mulai dari hal yang kecil dulu. Seperti merajut plastik jadi barang berguna, membuang sampah pada tempatnya, dan mengurangi penggunaan kantong plastik. Dengan begitu kita dapat bersama-sama melestarikan lingkungan,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di news.detik.com dengan judul “Pelajar di Surabaya Sulap Limbah Kresek Jadi Kerajinan Rajutan Ekonomis”,
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5145767/pelajar-di-surabaya-sulap-limbah-kresek-jadi-kerajinan-rajutan-ekonomis/2.
Penulis: Esti Widiyana
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.