Penanganan Sampah Plastik Sekali Pakai (PSP) di Kota Tasik: Tong Sampah Dipisah, Naik ke Truk Tercampur Lagi
TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Upaya Pemerintah Kota Tasikmalaya menanggulangi tingginya timbulan sampah dengan menerapkan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai (PSP) belum berhasil.
Bahkan aturan berupa Peraturan Wali Kota Tasikmalaya Nomor 29 Tahun 2023 yang mengatur tentang Penggunaan PSP, juga belum bisa diterapkan secara penuh.
ZA (52) adalah salah seorang petugas kebersihan di Dadaha. Ia sering menjemput sampah ke rumah-rumah warga di Kota Tasikmalaya.
Namun pagi kemarin, Selasa 16 Juli 2024, disibukkan dengan aktivitas memilah sampah di komplek sarana olahraga Dadaha.
Dia dan petugas kebersihan lain memilah sampah dari setiap gerobak sebelum truk sampah datang untuk mengangkut ke TPA.
Tanpa menggunakan alat ataupun pelindung diri, ZA mengambil satu per satu sampah. Memisahkan plastik dari sampah jenis lainnya.
Bukan tak ingin menggunakan sarung tangan ataupun masker, ZA mengaku sempat memiliknya namun sudah koyak.
Begitupun dengan topi yang digunakannya untuk menghalau panas, merupakan miliknya sendiri dipakai dari rumah.
“Kalau ditanya mengenai alat sih dari TPS sendiri itu manual. Sama seperti yang dilihat ya, bahwa kita sekarang lagi memilah sampah nih memisahkan yang mana plastik dan tidak. Kalau untuk pakai alat sendiri itu biasanya dari TPS dikirim ke TPA baru pakai alat,” terangnya saat ditemui di Depo Sampah Dadaha, Selasa 16 Juli 2024.
Baca Juga: Bantu Pemerintah Atasi Sampah Plastik, Komunitas Satu Tampa Luncurkan Alat RVM
Pria kelahiran Ciamis itu, mengatakan meski tong sampah di ruang publik memiliki banyak macam, saat diangkut oleh petugas sampah tersebut akan bercampur dalam truk atau armada.
Sehingga petugas tetap harus memilah kembali sampah yang telah tercampur tersebut dan itu adalah tugasnya.
Memastikan limbah domestik atau plastik yang masih memungkinkan dijual menghasilkan uang terpisah dari sampah yang sudah tak bisa didaur ulang.
“Memang untuk pengangkutan akan dicampur dulu sementara, mengenai pemilahan sampah yang akan digunakan atau didaur ulang ya istilahnya seperti sampah yang bisa digunakan untuk pupuk itu dimilah nya ketika di TPA,” paparnya.
“Kalau disini mah manual aja belum se detail TPA. Di sini cukup kayak memisahkan antara plastik botol dan non plastik. Kalau di tempat kerjanya mah finishing-nya ada di TPA yang di Ciangir itu. Nantinya setelah diangkut akan dipisah kaya kalau kresek ya kresek, kalau plastik dengan plastik lagi, kalau duplex ya duplex dipilah. Nah kalau ada sampah plastik yang gak kepake atau gak kepilih nantinya dibuang ke TPA,” lanjut ZA.
Ia juga mengetahui ihwal Perwalkot pembatasan Plastik Sekali Pakai (PSP).
Menurutnya selama enam bulan berlaku, belum efektif dilakukan. Begitupun dengan kuantitas sampah plastik yang tidak berkurang.
Baca Juga: Sungai di Serang Banten Dipenuhi Sampah Plastik, Air Tak Lagi Mengalir
“Menurut saya sih kurang efektif ya sama seperti tadi bahwa sampah plastik ini paling banyak. Karena ya itu rumah makan pasti pada menggunakan sampah plastik bahkan tidak berkurang dan lebih banyak. Gak ada tuh penurunan angka sampah plastik itu, bahkan jauh lebih banyak,” tuturnya.
Pria yang sudah 15 tahun bekerja itu mengatakan bahwa, masyarakat masih tak hapal waktu menaruh sampah yang akan diambil petugas untuk diangkut dari lingkungan rumahnya.
Waktu yang tidak sinkron ini yang kerap menimbulkan kesalahpahaman.
“Kalau bisa membuang sampahnya pagi-pagi sekali minimal jam 8, itu dah di luar semua. Istilahnya udah nggak ada sisa lagi (agar terangkut oleh petugas, red), jadi kasihan kan yang kena imbasnya nanti masyarakat lagi kaya baunya kotornya,” terangnya.
Menurut ZA, kendala keterlambatan pengangkutan kadang berasal dari masyarakat.
Jam penarikan petugas yang pagi-pagi itu, sempat tak menemukan sampah di lingkungan masyarakat sehingga akan dilewat.
“Kita ini kan kerjanya bukan hanya satu tempat. Ada yang ditugaskan ke (jalan) Apipah ke (jalan) Laswi, terus ke Mitra Batik. Jadi bukan satu cabang. Nanti muter lagi kemana. Kalo pagi-pagi sampah udah dikeluarkan kan jadi enak tinggal angkut nggak ada yang tertinggal lagi,” cerita ZA.
“Tapi masyarakat kan sekarang suka menyalahkan ke petugas sampah gitu bahwa kita jadi ada bahasa tidak mengangkut sampah, kerja kurang bener. Padahal pas kita ke sana sampahnya nggak ada,” keluhnya. (Ayu Sabrina)
Artikel ini telah tayang di https://radartasik.id/ dengan judul “Penanganan Sampah Plastik Sekali Pakai (PSP) di Kota Tasik: Tong Sampah Dipisah, Naik ke Truk Tercampur Lagi”,
Klik untuk baca: https://radartasik.id/penanganan-sampah-plastik-sekali-pakai-psp-di-kota-tasik-tong-sampah-dipisah-naik-ke-truk-tercampur-lagi/
By radartasik.id
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!