Plastic Reborn 3.0 Perkuat Ekosistem Pengelolaan Sampah
Director of Public Affairs, Communications and Sustainability of PT Coca-Cola Indonesia dan Ketua Pelaksana CCFI Triyono Prijosoesilo (kiri atas); Direktur Eksekutif Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie (kanan atas); CEO and Founder MallSampah Adi Saifullah Putra (kiri bawah); dan Country Manager Plastic Bank Indonesia Paola Cortese (kanan bawah) dalam virtual media gathering Plastic Reborn 3.0. Melalui program Plastic Reborn 3.0, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) hari ini (16/11) bersama Ancora Foundation serta Plastic Bank Indonesia dan MallSampah sebagai mitra pelaksana bertujuan untuk memperkuat ekosistem pengumpulan sampah melalui pemberdayaan pengumpul sampah informal di wilayah Lombok dan Makassar. (Arsip Coca-Cola).
Jakarta, CNN Indonesia — Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama para mitra berkomitmen mewujudkan ekosistem pengelolaan sampah yang kuat di Indonesia meliputi Lombok dan Makassar.
Ketua Pelaksana CCFI, Triyono Prijosoesilo menuturkan pihaknya telah berkolaborasi dengan Ancora Foundation, Plastic Bank Indonesia dan Mall Sampah melaksanakan program Plastic Reborn 3.0 yang bertujuan untuk mencari solusi terhadap permasalahan sampah plastik di wilayah tersebut.
“Melalui inisiatif Plastic Reborn 3.0, para pemulung dan pengepul mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas lewat penggunaan teknologi yang mampu mengoptimalkan kinerja pengumpul sampah, serta menerima berbagai program pengembangan masyarakat,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (17/11).
Dia mengatakan program Plastic Reborn 3.0 mendorong terbentuknya sistem persampahan dan pendaurulangan yang efisien, khususnya agar wilayah pesisir Lombok dan Makassar dapat terhubung dengan infrastruktur daur ulang yang dibutuhkan.
Menurutnya, Lombok dan Makassar terletak di wilayah pesisir Indonesia yang rentan terhadap berbagai ancaman pencemaran lingkungan, termasuk sampah yang berasal dari daratan. Sementara itu, penanganan sampah di kedua wilayah ini mengalami kendala seperti infrastruktur persampahan yang belum memadai.
Direktur Eksekutif Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie mengatakan pihaknya tertarik terlibat melaksanakan program tersebut lantaran banyak manfaat teknologi untuk pemberdayaan sektor informal dalam memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia.
“Hal yang cukup penting adalah bagaimana membuka jalan agar mereka dapat terhubung dengan infrastruktur daur ulang di daerah mereka masing-masing,” katanya.
Menurutnya, perpaduan kapabilitas antara Plastic Bank Indonesia dan Mall Sampah sebagai mitra pelaksana program Plastic Reborn 3.0 menawarkan solusi transparansi, pemantauan, peningkatan kapasitas, dan adopsi solusi teknologi untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang menyeluruh di wilayah pesisir.
Baca Juga: Sejumlah Pantai di Badung Mulai Dikepung Sampah Kiriman
“Adanya peran dan kolaborasi tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan pemulung dan masyarakat yang terlibat dalam program tersebut.”
Sementara itu, Country Manager, Plastic Bank Indonesia, Paola Cortese, mengaku senang dapat menjadi bagian dari inisiatif tersebut karena sejalan dengan misinya untuk mencegah masuknya sampah plastik ke lautan sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerja sampah.
Melalui program Plastic Reborn 3.0, pihaknya menggunakan bisnis untuk meningkatkan literasi daur ulang para pemulung dan pengepul yang tersebar di delapan titik tempat pengumpulan sampah dan sekitarnya.
“Kami juga memberikan inklusi keuangan, transparansi, dan kemudahan pelacakan melalui platform blockchain kami yaitu Alchemy™ — seraya mengukur dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang ditimbulkan,” katanya.
CEO dan Founder Mall Sampah, Adi Saifullah Putra, mengungkapkan rasa antusiasnya dapat kembali terpilih dalam program Plastic Reborn.
Pihaknya telah membekali sejumlah pemulung dan pengepul dengan aplikasi yang dapat memperlancar proses pengumpulan sampah.
“Dengan aplikasi ini, mereka dapat memilih pesanan mana yang akan diambil dan mencatat semua kegiatan, penjualan serta pendapatan mereka ke dalam sistem,” ujarnya.
Aplikasi tersebut juga mengintegrasikan pembayaran elektronik meliputi sistem top up untuk para pengumpul sampah. Selain mencatat rincian botol plastik PET yang dikumpulkan, aplikasi ini juga dapat menghubungkan pembeli dengan pendaur ulang.
“Melalui inisiatif ini, kami berupaya untuk mengenalkan transparansi dan kemudahan dalam melakukan pelacakan proses daur ulang, dimana kedua hal tersebut sejalan dengan misi kami untuk mendigitalisasi sektor informal.”
Seperti diketahui, Ancora Foundation bersama dengan mitra pelaksana yaitu Plastic Bank Indonesia dan Mall Sampah dalam program Plastic Reborn 3.0 telah berhasil mengumpulkan lebih dari 14 juta – atau setara dengan 293 ton – botol plastik PET dari wilayah Lombok dan Makassar.
Adapun, Plastic Bank Indonesia dan Mall Sampah juga telah memberikan pelatihan dan pendampingan intensif kepada 436 pemulung dan pengepul untuk mengakselerasi adopsi teknologi di bidang pengelolaan sampah, serta meningkatkan kapabilitas pengelolaan sampah kemasan plastik pasca konsumsi.
Sri Wahyuni, pemulung dari Lombok dan peserta Plastic Reborn 3.0 turut menuturkan manfaat yang diterimanya dari program tersebut.
“Melalui program ini, saya mendapatkan bantuan yang sangat berharga dan juga wawasan baru, khususnya bagaimana cara meningkatkan pengumpulan sampah,” katanya.
Baca Juga: Begini Strategi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Menangani Masalah Sampah
Artikel ini telah tayang di https://www.cnnindonesia.com dengan judul “Plastic Reborn 3.0 Perkuat Ekosistem Pengelolaan Sampah”,
Klik untuk baca: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211117185238-97-722615/plastic-reborn-30-perkuat-ekosistem-pengelolaan-sampah
By cnnindonesia.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!