Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
[convertful id="73132"]
By cnnindonesia.com
(12 Januari 2021)
Jakarta, CNN Indonesia — Masker yang membantu menyelamatkan nyawa manusia selama pandemi virus Corona terbukti menjadi ancaman mematikan bagi satwa liar, dengan adanya kasus burung dan makhluk laut yang terperangkap limbah masker dalam jumlah yang mengejutkan.
Masker bedah sekali pakai telah ditemukan tersebar di sekitar trotoar, saluran air, dan pantai di seluruh dunia sejak negara-negara mulai mewajibkan penduduknya menggunakannya selama berada tempat umum untuk memperlambat penyebaran pandemi.
Jika dipakai sekali, bahan pelindung yang tipis ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
“Masker wajah tidak akan hilang dalam sekejap, ketika kita membuangnya sembarangan, barang-barang ini dapat merusak lingkungan dan hewan yang berbagi planet dengan kita,” kata Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan PETA kepada AFP.
Baca Juga : Keren! Mahasiswa Belanda Bikin Mobil Listrik dari Hasil Daur Ulang Sampah Plastik
Monyet terlihat mengunyah tali dari masker bekas yang dibuang di perbukitan di luar ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur – potensi bahaya tersedak bagi monyet kecil itu.
Dan dalam sebuah insiden yang menjadi berita utama di Inggris, seekor burung camar diselamatkan oleh RSPCA di kota Chelmsford setelah kakinya tersangkut di tali masker sekali pakai selama seminggu.
RSPCA diberi tahu setelah burung itu terlihat oleh warga, tidak bergerak tetapi masih hidup, dan mereka membawanya ke rumah sakit satwa liar untuk perawatan sebelum dilepaskan.
“Jelas masker itu ada di sana selama beberapa waktu dan tali elastis telah mengencang di sekitar kakinya sehingga persendiannya bengkak dan sakit,” kata anggota RSPCA Adam Jones.
Baca Juga : LPM Legian Sesalkan Masih Ada Warga Buang Sampah Sembaranga
Dampak terbesar mungkin terjadi di air, dengan aktivis lingkungan yang khawatir dengan banjir masker bekas, sarung tangan lateks dan alat pelindung lainnya yang mengambang sampai ke laut dan sungai yang sudah terpolusi sebelumnya.
Lebih dari 1,5 miliar masker masuk ke lautan dunia tahun lalu, terhitung sekitar 6.200 ton tambahan pencemaran plastik laut, menurut kelompok lingkungan OceansAsia.
Sudah ada tanda-tanda bahwa masker semakin menjadi ancaman bagi kehidupan laut.
Ahli konservasi di Brasil menemukan satu masker bekas di dalam perut penguin setelah tubuhnya terdampar di pantai, sementara ikan buntal yang mati ditemukan terperangkap di dalam masker bekas di lepas pantai Miami.
Operasi Mer Propre menemukan seekor kepiting mati yang terperangkap dalam masker di laguna dekat Mediterania pada bulan September.
Masker dan sarung tangan “sangat bermasalah” bagi makhluk laut, kata George Leonard, kepala ilmuwan dari LSM Ocean Conservancy yang berbasis di AS.
“Ketika plastik itu terurai di lingkungan, mereka membentuk partikel yang semakin kecil,” katanya kepada AFP.
Partikel-partikel itu kemudian memasuki rantai makanan dan berdampak pada seluruh ekosistem, tambahnya.
Telah terjadi pergeseran ke arah penggunaan masker kain yang dapat digunakan kembali, tetapi banyak yang masih memilih jenis masker sekali pakai yang dianggap lebih ringan.
Para pegiat telah mendesak orang-orang untuk membuang limbah masker dengan benar dan memotong talinya untuk mengurangi risiko hewan terjerat.
OceansAsia juga meminta pemerintah untuk meningkatkan denda jika membuang sampah sembarangan dan mendorong penggunaan masker yang bisa dicuci.
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul “Ramai Kasus Hewan Liar Terjerat & Tersedak Sampah Masker,
Klik untuk baca: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210112102459-269-592518/ramai-kasus-hewan-liar-terjerat-tersedak-sampah-masker.
By cnnindonesia.com
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
ASET
SISTEM
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!