Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
By pikiran-rakyat.com
(1 Januari 2021)
tirto.id – Ada satu sampah yang tingkatnya hampir tidak dianggap sebagai sampah. Sampah tersebut adalah puntung rokok. Meski kecil, ternyata puntung rokok berbahaya bagi lingkungan. Bahannya terbuat dari sejenis kapas plastik bernama selulosa asetat, yang butuh satu sampai lima tahun untuk terurai, atau bahkan bisa 10 tahun jika sudah terkena air laut.
Peneliti Jenna Jambeck dari University of Georgia menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut setelah Tiongkok. Dari sekitar 187,2 juta ton sampah, 52 juta di antaranya adalah puntung rokok.
Jangankan Indonesia, seluruh dunia memang setiap tahun menyumbangkan sekitar 4,5 triliun sampah puntung rokok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setidaknya dua pertiga puntung rokok dibuang secara sembarangan dan banyak ditemukan berserakan di trotoar atau selokan, dan akhirnya berujung di lautan.
Sebagai respons dari itu semua, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program keberlanjutan Sampoerna untuk Indonesia punya program #PuntungItuSampah. Program ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya membuang sampah puntung rokok secara bertanggung jawab.
Sampoerna sudah sempat menyelenggarakan diskusi virtual, berkolaborasi bersama National Geographic Indonesia, dengan mengusung tema “Kolaborasi Membangun Kesadaran dalam Penanganan Sampah Puntung” pada Sabtu, 28 November 2020. Selain itu, Sampoerna memang sudah secara aktif bekerja sama dengan pihak-pihak dari pemerintah, komunitas pencinta dan peduli lingkungan, maupun masyarakat.
“Inisiatif #PuntungItuSampah merupakan salah satu komitmen perusahaan dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan melalui tindakan nyata serta terukur. Program ini digagas dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya perokok dewasa mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya untuk mengurangi sampah puntung yang mencemari lingkungan,” kata Ishak Danuningrat, Kepala Hubungan Eksternal Sampoerna.
Baca Juga : Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Nadine Chandrawinata, Founder SeaSoldier, mengungkapkan hal senada. “Banyak masyarakat yang tidak menganggap kebiasaan kecil seperti membuang puntung sembarangan itu berdampak pada lingkungan. Padahal kenyataannya, saat ini selain plastik kemasan, sampah puntung merupakan objek yang dapat dengan mudah ditemukan di laut,” kata Nadine.
Demi melestarikan lingkungan khususnya dari sampah puntung, ratusan relawan SeaSoldier dan mitra retail Sampoerna juga secara aktif melakukan aksi nyata ke lapangan, berupa kegiatan bersih-bersih dan memberikan edukasi.
Untuk membersihkan lingkungan dari sampah puntung, pemerintah punya peran penting melalui kebijakan dan regulasi. Ujang Solihin Sidik, Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, melihat adanya keselarasan inisiatif Sampoerna dan para mitra dengan KLHK nomor 75 tahun 2019 mengenai pengurangan sampah oleh produsen.
Salah satu yang diapresiasi oleh Ujang adalah upaya Sampoerna dalam menanggulangi limbah pasca-konsumen. “Permasalahan sampah di Indonesia masih berkutat pada persoalan perilaku. Langkah ini merupakan inisiatif yang bagus dan perlu didukung oleh seluruh elemen masyarakat,” kata Ujang.
Baca Juga : Hari Pertama Tahun 2021, Sebanyak 30 Ton Sampah Diangkut dari Pantai Kuta Bali
Bijaksana Junerosano atau yang akrab disapa Sano, Managing Director Waste4Change, turut berbicara dalam diskusi virtual tersebut. Sano mengatakan pihaknya mendukung upaya Sampoerna lewat program sosialisasi dan edukasi antar pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan ekosistem dalam rangka mewujudkan ekonomi sirkular.
“Kami mendukung inisiatif ini lewat kerjasama pengelolaan sampah puntung. Waste4Change akan menjadi mitra Sampoerna dalam proses daur ulang sampah puntung menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat,” kata Sano.
Ishak juga kemudian menambahkan bahwa pihaknya sadar permasalahan lingkungan—khususnya sampah puntung—tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Butuh kerjasama dan dukungan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasinya. “Kami berharap inisiatif #PuntungItuSampah dapat menjadi motivasi bagi banyak pihak agar lebih mengambil peran aktif untuk selamatkan lingkungan,” kata Ishak.
Program #PuntungItuSampah baru saja dimulai. Kolaborasi Sampoerna dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, dan masyarakat, diharapkan bisa terlebih dahulu membangun kesadaran bahwa perilaku membuang sampah sembarangan dapat berdampak negatif bagi lingkungan.
Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul “Hari Pertama Tahun 2021, Sebanyak 30 Ton Sampah Diangkut dari Pantai Kuta Bali”,
https://tirto.id/selamatkan-lingkungan-dari-sampah-terkecil-puntung-rokok-f8Mb.
By tirto.id
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!