Surabaya – Ada 9 TPS atau tempat pembuangan sampah yang memanfaatkan prinsip reduce, recycle, dan reuse di Surabaya yang mampu mengurangi hingga 50% residu sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sembilan TPS 3R itu berlokasi di Karang Pilang, Kedung Cowek, Sutorejo, Tenggilis, Gunung Anyar, Waru Gunung, Jambangan, Bratang, dan Osowilangun. Koordinator Seksi Pemanfaatan Sampah DLH Kota Surabaya, Dwijo Warsito mengatakan bahwa upaya pengurangan sampah melalui TPS 3R ini dinilai cukup efektif, bahkan Pemkot juga sedang mencanangkan untuk membuka TPS 3R baru.

“Saat ini ada sembilan TPS 3R, tahun ini rencananya bangun dua lagi. Di TPS 3R ini bisa mengurangi residu sampah organik sebesar 20-30% dan residu sampah plastik 10-20% sebelum berakhir ke TPA,” tutur Warsito kepada detikJatim, Selasa (4/6/2024).

Beberapa sampah yang dikelola di TPS 3R ini jenisnya beragam. Mulai dari sampah organik seperti bekas perantingan, sampah rumah tangga, hingga sampah anorganik seperti berbagai jenis plastik, karung, ban, dan lain-lain.

Baca Juga: RDF Plant: Solusi Ekonomis dan Ramah Lingkungan Pengolahan Sampah di Jakarta

Khusus untuk jenis sampah plastik, TPS 3R mampu menghimpun hingga 500 kilogram sampah per harinya. Sampah-sampah plastik tersebut kemudian diolah kembali. Ada yang dipress lalu dilelang, serta beberapa skema lainnya. Sumber dari sampah ini pun beragam, dari seluruh penjuru Kota Surabaya.

detikJatim berkesempatan mengunjungi salah satu lokasi pengelolaan limbah khusus botol plastik yang berlokasi di bekas Gedung Kearsipan, Rungkut yang ada di bawah naungan TPS 3R Surabaya. Di sana terlihat tumpukan botol plastik yang menggunung.

Ternyata itu merupakan botol dari masyarakat Surabaya pengguna Suroboyo Bus yang sedang dipersiapkan untuk dilelang.

Baca Juga: Global Experts Unite Against SE Asia Plastic Pollution

“Rekor terbanyak jumlah botol dari Suroboyo Bus pernah mencapai 235 kg di tahun 2019,” tutur Warsito.

Tumpukan sampah itu sedang dikelola dan akan dilelang sehingga bisa menghasilkan nilai rupiah yang kemudian akan disimpan di kas daerah.

“Kita sudah pernah 5 kali lelang. Lelangnya di pabrik plastik. Hasilnya nanti akan masuk ke kas daerah,” ujarnya.

Selain menguntungkan, cara ini juga cukup efektif untuk mengendalikan jumlah sampah plastik, terutama jenis botol yang sangat sulit terurai.