Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Perjalanan Ramah Lingkungan dengan Bahan Bakar dari Sampah Plastik

November 26, 2020/1 Comment/in Berita/by admin

Perjalanan Ramah Lingkungan dengan Bahan Bakar dari Sampah Plastik

By National Geographic Indonesia

(25 November 2020)

Nationalgeographic.co.id – Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan berbagai lini kehidupan di masyarakat. Berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, ekonomi, sosial-budaya pun terkena imbasnya. Masa pandemi membuat manusia memikirkan dan merenungkan kembali apa yang telah ia lakukan pada Bumi.Berbagai permasalahan lingkungan sebenarnya telah terjadi jauh sebelum pandemi menghantam dunia, proses percepatan krisis iklim telah terjadi sehingga musim hujan selalu jatuh pada waktu yang tidak tepat.

Fenomena ini diperburuk dengan pola konsumtif manusia yang menghasilkan begitu banyak sampah, konsumsi yang meningkat khususnya terhadap plastik tidak dibarengi dengan pengolahan yang bijak.

Baca Juga : Peneliti: Gaya Hidup Berpengaruh Ubah Komponen Sampah

Pada tahun 2018, Get Plastic menginisiasi sebuah perjalanan ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar solar dan bensin yang diperoleh dari pengolahan sampah plastik dengan metode pyrolysis. Perjalanan menggunakan vespa tersebut menjadi perjalanan terjauh menggunakan bahan bakar sampah plastik. Get Plastic sebagai inisiator perjalanan ramah lingkungan tersebut berhasil mencetak Rekor Muri dengan perjalanan total 1200 km.

Melanjutkan keberhasilan perjalanan ramah lingkungan (sustainable tour) yang digagas oleh Get Plastic pada tahun 2018, kini inisiasi perjalanan tersebut dilanjutkan dengan menggagas sebuah perjalanan yang lebih panjang bertajuk Demi Ibu Bumi.

Demi Ibu Bumi adalah perjalanan ramah lingkungan yang diinisiasi untuk merespon permasalahan-permasalahan lingkungan yang melukai alam (Ibu Bumi).

Baca Juga : Danone-AQUA dan Pemkab Lamongan Resmikan TPST Tingkatkan Pengelolaan Sampah Terpadu

Untuk menguji kelayakan dan ketahanan bahan bakar pada tanggal 26-30 November 2020 Get Plastic akan melakukan perjalanan dari Bali-Jakarta. Perjalanan ini dilakukan dengan mengendarai satu mobil yang nantinya akan diisi dengan bahan bakar dari sampah plastik yang sudah diolah. Perjalanan yang dilakukan juga dibarengi dengan kunjungan Get Plastic ke wilayah-wilayah yang sempat mereka dampingi.

Dengan melibatkan beberapa pemuda yang tergabung dalam Get Plastic, mereka juga akan mengisi perjalanan dengan melakukan workshop pengelolaan sampah plastik dengan mesin yang mereka kembangkan secara mandiri. Hal tersebut dilakukan untuk merespon permasalahan sampah yang sedang kita hadapi hari-hari ini.

Perjalanan uji kelayakan (test drive) ini akan menyasar beberapa titik di Indonesia, seperti Desa Pacung, Singaraja, Desa Cluring, Banyuwangi, dan Jakarta. Apa yang dilakukan Get Plastic menjadi cerminan dan bentuk tanggung jawab manusia terhadap alam.

Di tengah krisis iklim, pandemi dan juga permasalahan sampah yang tengah kita hadapi bersama, perjalanan ramah lingkungan ini menjadi pengingat bahwa sudah sepatutnya manusia memikirkan kembali apa yang telah ia berikan pada Ibu Bumi.

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Perjalanan Ramah Lingkungan dengan Bahan Bakar dari Sampah Plastik”,

Klik untuk baca: https://nationalgeographic.grid.id/read/132443328/perjalanan-ramah-lingkungan-dengan-bahan-bakar-dari-sampah-plastik.

By National Geographic Indonesia

Share
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on LinkedIn
  • Share by Mail
1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 admin https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg admin2020-11-26 12:37:302020-11-26 12:37:30Perjalanan Ramah Lingkungan dengan Bahan Bakar dari Sampah Plastik
1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

The New Marine Litter Federal Strategy Sets Goals for BusinessesPLN NTB terus mengembangkan pengolahan sampah menjadi energi
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.