Batik tentang ‘pencemaran laut’ untuk biaya wisuda mahasiswa di Yogyakarta yang menarik perhatian netizen
/0 Comments/in Berita/by adminBatik tentang ‘pencemaran laut’ untuk biaya wisuda mahasiswa di Yogyakarta yang menarik perhatian netizen
(04 September 2020)
Bermula dari cuitannya yang ingin menjual batik-batiknya untuk ongkos wisuda, Rio Aditya, mendapat banyak respons dari warganet karena batiknya tidak lazim, terinspirasi dari polusi laut Indonesia.
Karya mahasiswa Insitut Seni Indonesia, ISI, Yogyakarta ini juga mendapat pujian dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
- #SelasaBerkebaya, upaya mengembalikan kebaya ke keseharian perempuan Indonesia
- Band metal asal Solo gebrak Jerman dengan batik dan kombinasi gamelan
- ‘Diplomasi Batik’ Indonesia sebagai presiden DK PBB dan perdamaian Palestina
Kepada warganet, Rio menawarkan batiknya bagi siapa saja yang berminat membeli. Katanya, hasil penjualan Rio gunakan untuk biaya hidup dan keperluan wisuda. “Saya harap semoga karya karya ini bisa diapresiasi dengan baik,” tulis Rio di Twitter.
Tak berselang lama, postingan Rio mendapat sambutan warganet. Banyak yang bertanya harga batik karyanya, baik langsung maupun lewat DM (direct message).
“Saya kaget. Luar biasa. Saya kira paling banter berapa puluh, ternyata sampai delapan ribu tweetnya. Banyak yang like,” kata Rio saat ditemui di Plaza Fakultas Seni Rupa, ISI, Rabu (14/08/2019).
Gawai Rio pun penuh menerima pertanyaan sampai dia bingung membalas satu persatu. Dan pada 14 Agustus, Susi Pudjiastuti menanyakan berapa harga batiknya. Tapi sayang, batik karya Rio sudah habis.
“Saat tahu Bu Susi merespons, saya sampai tak bisa berkata-kata dan malah bingung mau ngapain. Tapi akhirnya sudah saya jawab melalui DM twiter Ibu Susi,” katar Rio.
Lelaki kelahiran Samarinda, 12 Januari ini, menduga Susi Pudjiastuti tertarik dengan batik karyanya karena temanya mengenai pencemaran lingkungan ekosistem bawah laut.
Lelaki yang akan wisuda pada 7 September mendatang ini, mengaku sudah ada 25 orang yang memesan batiknya. Hasilnya, bisa dia gunakan untuk membayar sewa kos dan mengerjakan batik pesanan pembeli.
“Jadi daripada karya saya mubadzir, maka saya jual. Hasilnya lumayan, untuk bayar kos. Bukan untuk membayar wisuda, tapi untuk persiapan mau wisuda. Jadi waktu itu batiknya untuk jualan saja,” katanya.
Kampanye lingkungan
Lelaki yang bercita-cita ingin menjadi aktivis lingkungan, ini, membuat tugas akhir kuliah tentang batik kain panjang bertemakan pencemaran ekosistem laut Indonesia, judulnya Representasi Pencemaran Ekosistem Laut Indonesia pada Batik Kain Panjang.
“Di tugas akhir saya tidak ingin sekedar estetik dan cantik saja, tapi saya ingin memberikan pesan tentang lingkungan,” katanya.
Dalam tugas akhirnya, ada delapan batik bertemakan lingkungan, seperti Sisik dan Sesak, Berdampingan, Human in The Sea, Unfortunate Black Sole. Karya-karya itulah yang Rio unggah di akun media sosial miliknya.
Pada batiknya yang berjudul Human in The Sea, misalnya, Rio menggambar batik yang bisa melukiskan hubungan manusia dengan ekosistem laut. Batik itu mengisahkan seorang manusia menggantungkan mata pencaharian sebagai nelayan dan beberapa gambaran terumbu karang berwarna biru.
Melalui batik, Rio ingin menggugah kesadaran masyarakat bahwa telah terjadi pencemaran lingkungan di laut. Indonesia adalah negara kedua penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, di bawah China.
“Agak miris. Kita negara maritim besar tapi pencemaran lautnya juga besar dan penuh dengan sampah. Padahal banyak banget potensinya yang belum kita jelajahi,” katanya.
“Saya ingin menjadikan batik sebagai social statement,” sambungnya.
Masalah sampah di laut kembali dia tegaskan dalam batiknya berjudul Sisik dan Sesak. Rio menggambarkan ikan hiu bersirip biru dan ikan lainnya yang sesak karena sampah.
“Dan kita makan ikan itu. Ini semacam lingkaran, apa yang kita lakukan semua kembali ke kita. Jadi kita harus menghentikan lingkaran itu,” katanya.
Pada batik itu, Rio juga ingin mengkritisi tradisi perburuan hiu dengan mengambil siripnya.
Bagi Rio, perburuan tersebut tidak manusiawi karena mengambil siripnya lalu membuang ikannya. “Makanya siripnya berwarna biru karena ikan-ikan itu sudah tidak bersirip,” katanya.
Sangat simpel
Batik karya Rio sangat sederhana. Warnanya hanya biru tua dan biru muda, tidak seperti batik-batik klasik yang kaya warna. Dalam berkarya, Rio memerlukan waktu sekitar empat bulan.
Sebelum membuat batik, Rio mengaku sempat melakukan riset memakai dua batik. Satu batik yang penuh warna dan isen-isenan, kedua dengan batik yang simpel. Hasilnya, banyak orang yang menyukai batik simpel dengan dua hingga tiga pewarnaan.
“Zaman sekarang anak muda suka batik yang simpel tapi desainnya modern. Jadi pewarnaan saya butuh tiga warna: biru muda, biru tua, dan biru tua lagi,” kata Rio.
Djanjang Purwo Sejati, selaku dosen batik ISI Yogyakarta, menilai karya Rio sudah bisa dikategorikan batik ditinjau dari teknik pembuatan. Namun dari segi karakter, karya Rio masih jauh dari ruh batik karena tanpa isen-isen yang menjadi ciri khas batik.
Menurut Djanjang, kekurangan dalam batik Rio terletak pada pewarnaan yang monoton dan tidak dinamis, hanya satu warna monokrom: biru muda dan tua.
“Kalau ada isen-isennya maka itu batik, tapi kalau hanya blok seperti tutup celup saja, itu masih jauh dari batik. Itu kekurangannya,” imbuh Djanjang.
Selain melihat segi teknik, Djanjang menilai karya batik dari segi filosofi dan motif yang ditunjukkan dengan adanya isen-isen batik.
“Minimalis boleh, tapi tetap harus ada sentuhan isen-isen meskipun tidak penuh,” kata Djanjang.
Rio mengakui, batik karyanya memang tidak bagus. Tapi dia sangat senang kalau karyanya itu bisa ikut mengampanyekan isu lingkungan dan kerusakan ekosistem bawah laut.
“Jadi batik tak hanya sebatas pakaian dan tradisi, tapi mampu menjadi media fashion statement untuk menyalurkan berbagai ide dan apresiasi,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di bbc.com dengan judul “Batik tentang ‘pencemaran laut’ untuk biaya wisuda mahasiswa di Yogyakarta yang menarik perhatian netizen”,
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-49562077
By bbc.com
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!