Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Kebiasaan Memilah Sampah

kompasiana.com (17 Januari, 2023)

memilah sampah

Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik. ©2023 kompasiana.com (kompasiana.com)

Liburan natal tahun 2022 dan tahun baru 2023 sangat menyenangkan.

Bukan karena mendapatkan hadiah atau doorprize, atau staycation di tempat yang menarik dan instagrammable tetapi karena ibu saya pada akhirnya menerapkan kebiasan memilah sampah.

Bulan Desember lalu, saya menghabiskan liburan di kampung halaman di rumah orangtua. Saya sampai di rumah sekitar pukul 09:0PM WIB. Seperti biasa, kalau berkunjung ke rumah orangtua, tempat yang selalu saya tuju pertama sekali setelah meletakkan barang-barang bawaan adalah dapur. Apalagi yang mau dicari kalau bukan makanan. 

Sebanyak apapun makanan yang dinikmati sepanjang perjalanan, janggal rasanya jika tidak icip makanan yang tersimpan di dapur Ibu. Kesenangan akan semakin bertambah, jika kebetulan saja, makanan favorit sudah tersedia. 

Saat membuka lemari persediaan makanan, saya menemukan buah pisang dan jeruk. Membawa satu buah pisang dan satu buah jeruk kembali bersama dengan ayah ibu ke ruang keluarga, untuk bercerita tentang perjalanan yang melelahkan. 

Setelah istirahat ngobrol santai sekitar 20 menit, ibu kemudian menyuruh saya untuk mandi. Sebelum mandi, kembali saya menuju ke dapur untuk membuang kulit pisang dan kulit jeruk. Saya melihat dua jenis keranjang sampah dengan warna yang berbeda. 

Saya mengamati isinya yang satu berisikan sampah plastik dan kertas dan satunya lagi berisikan kulit buah, bawang, dan sisa irisan sayuran. Langsung saja hati ini sangat bahagia ketika menyadari bahwa ibu saya memiliki kebisaan yang baik memilah sampah. 

Saya kembali lagi ke ruangan dimana ayah dan ibu masih menikmati siaran televisi, dan menanyakan terkait kedua tempat sampah yang ada di dapur. Ibu kemudian menjelaskan bahwa kebiasaan tersebut baru beliau mulai awal tahun 2022. Wajar saja saya tidak tahu, karena kebiasaan beliau itu dimulai sejak semua anak-anaknya sudah meninggalkan rumah pada awal tahun 2022 juga. 

Baca Juga: DLH Kota Bandung Siapkan Strategi Atasi Tumpukan Sampah

Lalu saya menanyakan alasan kenapa ibu akhirnya memiliki kebiasaan tersebut.

Ternyata, sudah sejak lama ingin memiliki kebiasaan memilah sampah, tapi selalu lupa untuk menyediakan tempat sampah untuk 2 jenis sampah yaitu yang membusuk dan tidak membusuk atau sering disebut sampah organik dan sampah anorganik. 

Alasan lainnya adalah, karena ibu saya memang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan isu kelestarian lingkungan. Menurutnya, sampah organik itu bisa diolah setidaknya menjadi pupuk organik. Sehingga, sejak kebiasaan memilah sampah diterapkan, ibu akhirnya memiliki tumpukan pupuk organik yang digunakannya sebagai nutrisi untuk tanaman buah-buahan yang ada di belakang rumah. 

Akhirnya, dari keranjang sampah ibu, cerita kami panjang lebar dan saya bercerita tentang riset saya yang juga berkaitan dengan manajemen sampah makanan di Kota Salatiga tempat dimana aku bekerja. 

Lalu, saya bertanya, apakah Ibu membaca buku hasil penelitian tim saya? karena, saya memang membagikan link google play nya di grup keluarga saya. Namun, ibu saya berkata, keinginannya mengolah sampah makanan dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan sampah rumah tangga bukan karena buku tersebut. hehehe. Tapi, tentu saja saya sangat senang, mengagumi dan memuji ibu atas kebiasaan barunya. Ketika saya tanya, apakah susah, beliau justru mengatakan yang paling susah dan ribet dilihat itu adalah menyaksikan sampah organik dan anorganik bercampur aduk. 

Baca Juga: Tackle the plastic tide with proper waste management

Estimasi Bappenas (2021) bahwa sebesar 80% food waste di Indonesia ditimbulkan pada tahap konsumsi oleh rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu upaya untuk mencegah timbulan sampah makanan adalah dengan mencegahnya pada tingkat rumah tangga. 

Langkah sederhana namun sangat penting dalam upaya pengelolaan sampah makanan adalah dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan. Sampah organik yang sudah terpisah dari sampah anorganik tentunya lebih mudah untuk diolah karena interaksi kita terhadap sampah menjadi sedikit. 

Bayangkan jika kita memiliki timbulan sampah yang tercampur aduk, untuk memilah organik dan anorganik tentu memerlukan waktu dan kesediaan kita untuk mencium bau yang kurang sedap serta menyentuh benda yang kotor. Situasi tersebut akan mengurangi keinginan kita untuk mengolah sampah akhirnya membuang begitu saja tercampur aduk dan tidak diolah. 

Berdasarkan pengalaman saya, tersedianya dua jenis tempat sampah dalam setiap rumah tangga yang dikhususkan untuk organik dan anorganik meningkatkan keinginan untuk memilah sampah makanan dari sampah anorganik lainnya. Kebiasaan ini juga mendorong kebiasaan mengelola sampah organik secara mandiri.

Ayok mulai kebiasaan memilah sampah mulai dari diri anda sendiri. Memilah dan mengolah sampah makanan secara mandiri.

Artikel ini telah tayang di https://kompasiana.com/ dengan judul “Kebiasaan Memilah Sampah”,

Klik untuk baca: https://www.kompasiana.com/liska13562/63c6489b38207a5b375b9413/kebiasaan-memilah-sampah

By kompasiana.com

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

January 5, 2025
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 admin https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg admin2025-01-05 21:47:062025-01-06 14:06:26Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 11:09:542025-01-06 14:07:22Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 10:38:192025-01-06 14:08:20Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief

September 23, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-23 10:16:462025-01-04 22:41:16‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief
Page 1 of 208123›»

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

DLH Kota Bandung Siapkan Strategi Atasi Tumpukan Sampahtumpukan sampahcoal wastePLN Coal Waste Sulap Becomes A Mosque In Jepara
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.