Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
(02 September 2020)
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU – Berbagai jenis Sampah disulap Toto Sihono (48) menjadi sebuah karya seni.
Dengan memanfaatkan sampah-sampah yang masih jadi persoalan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, ia bisa membuat kerajinan tangan yang fungsional dan tentu saja bernilai jual.
Garasi rumah Toto di kawasan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan disulap menjadi sebuah bengkel seni.
Berbagai kerajinan tangan hasil karyanya diletakkan di sana. Ada celengan, kotak pensil, lampu belajar, asbak dan lain-lain. Semuanya terbuat dari bahan dasar berbagai jenis sampah. Toto mencontohkan misalnya saja celengan domba yang terbuat dari bekas saset sejumlah produk. Saset itu dikumpulkan kemudian dibentuk melengkung seperti bulu-bulu domba. Keempat kaki domba berbahan dasar botol plastik.
Ia memanfaatkan komponen komputer bekas sebagai dekorasi di badan truk dan menambahkan sakelar. Sedangkan robot silver terbuat dari boneka barbie bekas dan beberapa komponen komputer. Kayu bekas pun tak luput dari perhatiannya, ia membuat sebuah lampu belajar dengan sepatu bekas. Inisiatif mengubah sampah menjadi kerajinan tangan itu bermula pada tahun 2016. Kala itu, Toto tertarik mengubah sebuah sepatu tentara menjadi karya seni. Tiba-tiba muncul ide membuat vas bunga dari sepatu itu. Ia menjemur sepatu itu kemudian mulai mengecat dan memernis. “Kayaknya bagus ini dibikin vas bunga kemudian dicat. Ternyata hasilnya memang bagus. Dari situ saya keterusan,” ujarnya saat berbincang dengan TribunJakarta.com di kediamannya pada Rabu (2/9/2020). Tidak hanya sepatu, berbagai barang bekas dibawa pulang Toto untuk dijadikan kerajinan tangan. Kala itu, Toto juga sembari bekerja di sebuah perusahaan sebagai animator digital.
Kala itu, ia melihat ampas kopi yang tidak terpakai. Toto meminta ampas itu untuk dibuat menjadi barang baru. “Saya melihat ampas kopi dibuang, wah kalau dicetak bagus tuh. Akhirnya saya buat di rumah dan jadi sebuah asbak,” ungkapnya. Kini, barang-barang bekas itu belum terpakai semua. Ia masih menyimpannya di bengkel untuk sewaktu-waktu dipakai membuat kerajinan tangan. Rata-rata proses pembuatannya memakan waktu dua hari. Sebagian besar kerajinan tangan yang dibuat dari sampah merupakan barang fungsional dan layak pakai. Pada tahun 2018, ia mulai menjualkan hasil kerajinan tangannya kepada masyarakat. Toto juga memamerkan karyanya ke beberapa workshop, bazzar dan pameran. Tak sedikit masyarakat yang merespons positif. Bahkan, banyak juga orang yang meminta diajarkan membuatnya. Barang-barang hasil karyanya dipasarkan di media sosial melalui akun Instagram @artosgaleri. Selain bernilai jual, Toto juga memiliki andil untuk mengurangi sampah plastik yang masih menjadi persoalan pemerintah sampai kini. Apalagi, plastik bekas termasuk limbah yang sulit terurai. Bahkan bisa bertahan puluhan tahun!
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Toto Sulap Limbah Komputer Hingga Sepatu Bekas Satpam Jadi Karya Seni Bernilai Jual Tinggi, https://jakarta.tribunnews.com/2020/09/02/kisah-toto-sulap-limbah-komputer-hingga-sepatu-bekas-satpam-jadi-karya-seni-bernilai-jual-tinggi?page=4.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.