Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Krisis Sampah di DIY semakin Mendesak

joglojateng.com (14 Juni 2024)

krisis sampah
Kepala Balai Pengelolaan Sampah DLHK DIY, Aris Prasena. (MUHAMMAD ABU YUSUF AL BAKRY/JOGLO JOGJA). ©2023 joglojateng.com (joglojateng.com)

YOGYAKARTA, Joglo Jogja – Hingga saat ini, permasalahan sampah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian hari menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah. Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas manusia, termasuk kunjungan wisatawan, berdampak langsung pada peningkatan volume sampah di wilayah ini. Meski begitu, masing-masing wilayah di DIY terus berinovasi untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayah masing-masing.

Kepala Balai Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Aris Prasena mengungkapkan, setiap harinya, satu orang di Yogyakarta dapat menghasilkan sekitar 0,2 kg sampah, dan jumlah ini bisa meningkat signifikan pada acara besar atau hari libur. Permasalahan ini bermula terkait lonjakan sampah dan pengolahan sampah yang tidak memadai.

“Terlebih ketika pandemi Covid-19 yang turut memperparah situasi ini. Penggunaan bahan sekali pakai, seperti plastik dan Styrofoam melonjak drastis, menambah volume sampah yang harus diolah. Sayangnya, fasilitas pengolahan sampah yang ada tidak mengalami peningkatan yang memadai untuk mengimbangi lonjakan sampah tersebut,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.

TPA Piyungan setiap harinya dihasilkan hampir 800 ton sampah dari tiga wilayah, dengan sekitar 350-400 ton di antaranya berupa sampah organik. Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008, seharusnya TPA yang masih menggunakan sistem open dumping sudah ditutup sejak 2013, namun implementasinya tidak berjalan sesuai rencana.

Baca Juga: Pemkot Palu “Haramkan” Sampah Plastik di Hari Idul Adha

“Sistem open dumping hanya menimbun sampah tanpa pengolahan, menyebabkan penumpukan sampah yang semakin parah. Kemudian pada 2017, usia TPA Piyungan diperkirakan akan berakhir pada 2019. Namun, penataan dilakukan untuk memperpanjang operasional hingga 2022 lokasi TPA seluas 10 hektare baru ditutup,” tuturnya.

Dengan penutupan TPA lama pada 2022, lokasi TPA baru atau sementara diupayakan untuk menampung sampah, sambil menunggu penyelesaian alat pengolahan lainnya. Meski demikian, sinkronisasi antara usia teknis TPA dan volume sampah tidak sejalan. “Sehingga diproyeksikan pada 2030 tidak akan ada lagi pembangunan TPA baru untuk meminimalkan emisi karbon,” tuturnya.

Sejumlah inovasi telah diambil untuk mengatasi krisis ini. Di Bantul, gerakan seribu jugangan diperkenalkan sebagai upaya pengelolaan sampah skala kecil. Sementara itu, Sleman telah menyiapkan klaster pengolahan sampah di timur, tengah, dan barat, dengan klaster timur dan barat yang sudah beroperasi.

“Kota Yogyakarta sendiri membuka beberapa depo sampah sementara untuk menampung sampah yang terus meningkat. Langkah ini cukup efektif dalam jangka pendek, namun belum cukup untuk menangani peningkatan jumlah sampah secara keseluruhan. Beberapa wilayah juga telah menerapkan Gerakan Mbah Dirjo atau biopori yang dapat mengurangi volume sampah,” bebernya.

Baca Juga: Butuh Waktu 7 Hari Bersihkan Tumpukan Sampah di Citarum

Lebih lanjut, peralatan pengolahan yang ada masih terbatas dan belum mampu mengimbangi lonjakan volume sampah yang terjadi setiap hari. Oleh karena itu, diperlukan rencana jangka panjang yang mencakup penambahan sarana dan prasarana pengolahan sampah, baik dari hilir hingga hulu.

“Rencana jangka panjang yang telah kami persiapkan salah satunya mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah dari rumah tangga sangat penting. Inovasi pengelolaan sampah harus disesuaikan dengan kondisi wilayah, seperti penggunaan bank sampah untuk sampah anorganik dan teknologi maggot serta kompos untuk sampah organik,” tuturnya.

Pihaknya turut menyinggung terkait ruang terbuka hijau publik yang harus diperkuat sesuai peraturan. Izin mendirikan bangunan (IMB) bagi kontraktor diwajibkan memiliki 10% dari luas lahan perumahan yang harus dialokasikan untuk sanitasi atau ruang hijau terbuka.

“Sehingga evaluasi ke depan perlu memastikan aturan ini dipatuhi dan tidak seluruh lahan digunakan untuk pembangunan rumah. Termasuk juga edukasi untuk menanamkan kesadaran sejak dini, seperti membawa tempat makan dan minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik,” pungkasnya. (suf/abd)

Artikel ini telah tayang di https://joglojateng.com/ dengan judul “Krisis Sampah di DIY semakin Mendesak”,

Klik untuk baca: https://joglojateng.com/2024/06/14/krisis-sampah-di-diy-semakin-mendesak/

By joglojateng.com

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

January 5, 2025
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 admin https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg admin2025-01-05 21:47:062025-01-06 14:06:26Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 11:09:542025-01-06 14:07:22Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 10:38:192025-01-06 14:08:20Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief

September 23, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-23 10:16:462025-01-04 22:41:16‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief
Page 1 of 208123›»

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Pemkot Palu “Haramkan” Sampah Plastik di Hari Idul Adhasampah plastikwaste managementNew EU legislation to transform packaging waste management
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.