Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Pandawara Group, Lima Sahabat Menerjang Sungai demi Pungut Sampah

detik.com (03 Januari, 2023)

pungut sampah

Foto: Istimewa/Instagram Pandarawa. ©2023 detik.com (detik.com)

Bandung – Beragam cara bisa dilakukan untuk memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitar. Seperti halnya yang dilakukan oleh lima pemuda yang tergabung dalam kelompok Pandawara. Mereka tanpa ragu mengambil sampah-sampah yang ada di sungai hingga septic tank.

Adalah Muchamad Ikhsan, Gilang Rahma, Agung Permana, Rafly Pasya, dan Rifki Sa’dulah yang punya kegiatan untuk membersihkan sampah yang menumpuk dan menyumbat aliran sungai. Kepedulian mereka terhadap lingkungan ini mendapat sorotan publik dan membuat Pandawara menjadi viral di sosial media.

Aksi Pandawara dengan membuat konten bersih-bersih sungai banyak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Mereka dianggap mampu menginspirasi dengan aksi menjaga lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.

Kiprah Pandawara diawali pada pertengahan 2022 lalu. Kelima pemuda yang merupakan teman dari satu domisili yakni Jalan Caringin, Kopo, Kota Bandung, mengaku sering menjadi korban banjir kala hujan turun mengguyur Bandung dengan lebat.

“Pandawara ini terbentuk dari perkumpulan teman-teman SMA, inisiasinya karena kita terdampak dulu si, karena emang wilayah kita suka banjir dan kita berlima mencari penyebab masalahnya apa sih bisa banjir,” kata Muchamad Ikhsan saat diwawancarai detikJabar di salah satu kafe di Jalan Banda, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Selasa (3/1/2023).

“Karena kalau kita lagi nongkrong nih suka kebanjiran. Dari pada kita bersihin setelah banjir ya kita coba cari sebabnya,” sambung Ikhsan yang saat itu baru saja bertemu dengan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

Merasa tidak nyaman dengan terus menerus menjadi korban banjir, Ikhsan dan keempat temannya kemudian mencari penyebab terjadinya banjir hingga akhirnya ditemukan akar masalah banjir yang terjadi karena menumpuknya sampah di aliran sungai. “Setelah ditelusuri penyebabnya apa karena penyumbatan sampah di sungai,” ujarnya.

Awalnya kata dia, mereka tidak turun langsung ke dalam sungai untuk membersihkan sampah seperti yang dilakukan saat ini. Mereka tadinya hanya membersihkan sampah di sisi-sisi sungai.

Baca Juga: Tumpukan Sampah “Berbaris” di Tengah Jalan Ciledug pada Malam Hari, tapi Siang Sudah Bersih Lagi…

Namun rupanya hal itu tidak berdampak besar untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di wilayahnya. Dari situlah, Ikhsan dan keempat rekannya memutuskan untuk terjun langsung ke sungai untuk mengangkut sampah yang menumpuk disana.

“Untuk awalnya kita mengurangi sampah di pelataran sungai, tapi selama 10 bulan berjalan kita turun ke sungai yang emang sampahnya sudah numpuk, kita eksekusi dan alhamdulillah sampai sekarang berjalan,” ungkap Ikhsan.

Dengan bermodalkan peralatan seadanya, kelima pemuda ini turun ke kubangan sungai yang sudah menghitam dipenuhi sampah. Bau tak sedap hingga hewan-hewan seperti lintah sudah menjadi hal yang biasa mereka rasakan tiap beraksi.

Namun tekad Pandawara untuk membuat sungai-sungai di Bandung bersih dari sampah yang kuat membuat mereka tidak berhenti melakukan aksi tersebut. Hingga kini mereka telah menggunakan perlengkapan yang lebih memadai dengan memakai sepatu boot, sarung tangan hingga alat pengait sampah.

“Kita coba memperluas juga kegiatan kita dan setelah di sekitaran kita sudah aman, kita cari sungai lain yang sampahnya sudah darurat numpuk. Selain di Kopo, pernah di Rancaekek, tapi banyaknya di Bandung Selatan dari sungai besar kecil dan septic tank,” ujarnya.

Berbagai jenis sampah pernah diangkut oleh Pandawara dari sungai-sungai yang mereka bersihkan. Mulai dari sampah plastik hingga sampah ‘raksasa’ seperti kasur dan lemari. “Random ya, kalau nemu sampah itu di sungai ada sofa, kasur dan bongkahan lemari juga ada,” ucap Ikhsan.

Jadi Korban Pungli
Tiap kali Pandawara melakukan aksi bersih-bersih sungai, sampah yang dihasilkan dari sungai kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS). Namun Ikhsan mengaku sempat mendapat pengalaman yang membuatnya tak habis pikir. Sebab ia dan teman-temannya menjadi korban pungli (pungutan liar) dari oknum petugas TPS.

Baca Juga: Waste industry fatalities dropped in 2021

“Untuk pengalaman yang menurut kita agak kaget, ada pungli dari TPS. Pas mau kita buang (sampah) kita dimanfaatkan, kita kan koordinasi dengan TPS, ini kita ada sampah cuma gabisa angkut karena kita pakai motor kan. Pihak TPS nembak Rp 500 ribu buat angkutnya, untungnya bisa ditawar,” paparnya.

Arti Nama Pandawara
Ikhsan juga menjelaskan arti dari nama Pandawara. Menurut dia, nama Pandawara diambil dari dua kata yaitu Pandawa dan Wara.

“Diambil dari dua kata, Pandawa yang dalam kisah pewayangan artinya berlima juga, waranya di berbagai bahasa artinya membawa berita baik,” jelasnya.

Tujuan Utama Pandawara
Masih kata Ikhsan, Pandawara punya tujuan besar yakni ingin mengajak semua pemuda di Indonesia untuk peduli terhadap lingkungan dengan aksi nyata yakni tidak membuang sampah sembarangan dan mau membersihkan sampah di depan mata.

“Ini jadi habit (kebiasaan) agar kita bisa menjaga lingkungan untuk bisa memperluas biar anak muda bisa mengikuti apa yang kita lakukan bahwa mengambil sampah itu gak sebosan apa yang dilihat, menjaga lingkungan juga bisa keren,” ungkapnya.

Untuk memudahkan tujuan itu, Pandawara juga sengaja membuat konten yang diunggah ke akun TikTok, Instagram hingga Youtube. “Iya ada di tiktok, Instagram dan YouTube, tujuannya untuk mengajak bahwa anak muda bisa ikut tergerak menjaga lingkungan,” tutup Ikhsan.

Artikel ini telah tayang di https://detik.com/ dengan judul “Tumpukan Sampah “Pandawara Group, Lima Sahabat Menerjang Sungai demi Pungut Sampah”,

Klik untuk baca: https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-6496221/pandawara-group-lima-sahabat-menerjang-sungai-demi-pungut-sampah

By detik.com

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

January 5, 2025
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 admin https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg admin2025-01-05 21:47:062025-01-06 14:06:26Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan Sampah

Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 11:09:542025-01-06 14:07:22Enam Menteri Bersih-Bersih di Pantai Kuta, akan Siapkan Tim Khusus Pantau Sampah Kiriman

Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

September 30, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-30 10:38:192025-01-06 14:08:20Pemprov Minta Seluruh Daerah di Jateng Hentikan Pengelolaan Sampah “Open Dumping”

‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief

September 23, 2024
/
0 Comments
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 rilo https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg rilo2024-09-23 10:16:462025-01-04 22:41:16‘Convergence’ growing on global plastics treaty: UN environment chief
Page 1 of 208123›»

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Tumpukan Sampah “Berbaris” di Tengah Jalan Ciledug pada Malam Hari,...tumpukan sampahtransforming wasteInnovative ways of transforming waste into fertilizer boost China’s green...
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.