Peunyeumisasi, Batu Bara Asal Sampah
/0 Comments/in Teknologi/by adminPeunyeumisasi, Batu Bara Asal Sampah
Penulis : Kelvin Akira Darmawan
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(10 Desember 2020)
Komisaris Utama comestoarra.com, Supriadi Legino berhasil menemukan inovasi teknologi yang mampu membuat sampah menjadi bahan bakar. Inovasi tersebut adalah teknologi peuyeumisasi.
“Metode peuyeumisasi adalah metode pengeringan yang terinspirasi dari alam”, ujar Supriadi Legino. Cara kerja dari teknologi ini adalah sampah dimasukan ke dalam kotak yang terbuat dari bambu yang mampu menampung 0,5 – 1 ton sampah, setelah itu sampah dibiarkan mengering dibawah sinar matahari dan dibantu dengan bioaktivator untuk mengurai sampah.
Proses penguraian ini membutuhkan waktu sekitar 3-7 hari, tergantung dari material sampah yang diolah. Ketika sampah sudah mengering, bau dari sampah tersebut pun akan hilang.
Kemudian, petugas akan memilah sampah jenis organik, plastik (PVC dan Non-PVC) dan residu. Pemilahan sampah ini dilakukan secara bersama-sama oleh warga setempat.
Baca Juga : Ubah Sampah Menjadi Minyak Karya Bank Sampah di Tabanan
Ketua Pelaksana Safari TOSS dan CEO dari Comestoarra.com, Arief Noerhidayat mengatakan melalui metode peuyeumisasi, tingkat kelembaban material sampah bisa dibawah 15 persen, sementara ash content (abu) berkisar 2-25 persen tergantung dari jenis material sampah yang diolah.
Kemudian, material akan diuji menggunakan kompor pelet dan gasifier (perubahan bahan padat menjadi bahan gas) yang dikembangkan bersama Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bali dan Malang.
Menurut Arief, pelet sampah memiliki nilai kalor sekitar 3000-4000 kcal/kg. Arief mengatakan saat ini kompor pelet dan gasifier telah diproduksi secara terbatas untuk penelitian dan pengembangan pada sejumlah perusahaan, seperti Pembangkit Listrik Negara (PLN), PT Indonesia Power dan PT Indofood Sukses Makmur.
Pelet juga dapat dikonversi menjadi gas sintetis melalui metode gasifikasi untuk pengopersian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Gas sintesis berpeluang untuk mensubstitusi solar atau gas, sehingga bisa menurunkan biaya pokok produksi pembangkit listrik. Dalam riset lanjutan, pelet juga digunakan untuk bahan baku co-firing 1-5 persen, yaitu campuran batu bara pada PLTU seperti yang diterapkan di PLTU Jeranjang, Lombok dan PLTU Lontar, Tangerang yang telah bekerja sama dengan PT Indonesia Power.
Supriadi berharap dengan metode ini sampah bisa digunakan menjadi bahan bakar yang dapat digunakan bagi masyarakat di Indonesia.
Baca Juga : Inilah Teknologi Pengubah Plastik menjadi BBM Temuan Kemenperin
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!