Loading
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut
  • TENTANG KAMI
    • LATAR BELAKANG
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • KELOMPOK KERJA
  • REGULASI
  • POJOK INOVASI
    • EKONOMI
    • TEKNOLOGI
    • KEPEMERINTAHAN
    • KEMASYARAKATAN
  • KNOWLEDGE
    • BERITA
      • NEWSLETTER
    • DOKUMEN
      • FILE
  • EVENTS
    • PROGRAM
      • LABUAN BAJO
    • INC-3
    • EUPHORIA
    • UN OCEAN CONFERENCE
      • MONITORING and ASSESSMENT
      • GLOBAL COMMITMENTS and ACTIONS
    • RESIK
  • id
    • id
    • en
  • Search
  • Menu Menu

Peunyeumisasi, Batu Bara Asal Sampah

December 12, 2020/0 Comments/in Teknologi/by admin

Peunyeumisasi, Batu Bara Asal Sampah

Penulis             : Kelvin Akira Darmawan

Editor              : Rizka Adriana Lutfiani

(10 Desember 2020)

Komisaris Utama comestoarra.com, Supriadi Legino berhasil menemukan inovasi teknologi yang mampu membuat sampah menjadi bahan bakar. Inovasi tersebut adalah teknologi peuyeumisasi.

“Metode peuyeumisasi adalah metode pengeringan yang terinspirasi dari alam”, ujar Supriadi Legino.  Cara kerja dari teknologi ini adalah sampah dimasukan ke dalam kotak yang terbuat dari bambu yang mampu menampung 0,5 – 1 ton sampah, setelah itu sampah dibiarkan mengering dibawah sinar matahari dan dibantu dengan bioaktivator untuk mengurai sampah.

Proses penguraian ini  membutuhkan waktu sekitar 3-7 hari, tergantung dari material sampah yang diolah. Ketika sampah sudah mengering, bau dari sampah tersebut pun akan hilang.

Kemudian, petugas akan memilah sampah jenis organik, plastik (PVC dan Non-PVC) dan residu. Pemilahan sampah ini dilakukan secara bersama-sama oleh warga setempat.

Baca Juga : Ubah Sampah Menjadi Minyak Karya Bank Sampah di Tabanan

Ketua Pelaksana Safari TOSS dan CEO dari Comestoarra.com, Arief Noerhidayat mengatakan melalui metode peuyeumisasi, tingkat kelembaban material sampah bisa dibawah 15 persen, sementara ash content (abu) berkisar 2-25 persen tergantung dari jenis material sampah yang diolah.

Kemudian, material akan diuji menggunakan kompor pelet dan  gasifier (perubahan bahan padat menjadi bahan gas) yang dikembangkan bersama Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bali dan Malang.

Menurut Arief, pelet sampah memiliki nilai kalor sekitar 3000-4000 kcal/kg. Arief mengatakan saat ini kompor pelet dan gasifier telah diproduksi secara terbatas untuk penelitian dan pengembangan pada sejumlah perusahaan, seperti Pembangkit Listrik Negara (PLN), PT Indonesia Power dan PT Indofood Sukses Makmur.

Pelet juga dapat dikonversi menjadi gas sintetis melalui metode gasifikasi untuk pengopersian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Gas sintesis berpeluang untuk mensubstitusi solar atau gas, sehingga bisa menurunkan biaya pokok produksi pembangkit listrik. Dalam riset lanjutan, pelet juga digunakan untuk bahan baku co-firing 1-5 persen, yaitu campuran  batu bara pada PLTU seperti yang diterapkan di PLTU Jeranjang, Lombok dan PLTU Lontar, Tangerang yang telah bekerja sama dengan PT Indonesia Power.

Supriadi berharap dengan metode ini sampah bisa digunakan menjadi bahan bakar yang dapat digunakan bagi masyarakat di Indonesia.

Baca Juga : Inilah Teknologi Pengubah Plastik menjadi BBM Temuan Kemenperin

Sumber

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4349288/mengenal-teknologi-peuyeumisasi-metode-ubah-sampah-jadi-batu-bara-nabati

https://sudutenergi.com/teknologi-peuyeum-pengubah-batu-bara-nabati/

Share
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on LinkedIn
  • Share by Mail
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on WhatsApp
  • Share on Pinterest
  • Share on LinkedIn
  • Share on Tumblr
  • Share on Vk
  • Share on Reddit
  • Share by Mail
https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg 0 0 admin https://j5p0.c12.e2-5.dev/sampahlaut/logo-tkn-1.jpg admin2020-12-12 00:33:362020-12-12 00:33:36Peunyeumisasi, Batu Bara Asal Sampah
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

  • testJanuary 23, 2025 - 00:16
  • Indonesia Harus Belajar, 10 Negara dengan Program Pengelolaan Sampah Terbaik di DuniaJanuary 5, 2025 - 22:08
  • Penerimaan retribusi sampah di Palu capai Rp10 miliarJanuary 5, 2025 - 21:59
  • Sampah Domestik RI Capai 56,63 Juta Ton, Baru 30 Persen DikelolaJanuary 5, 2025 - 21:52
  • Kadis DLH Kota Bandung: Fokus Tingkatkan Pengelolaan SampahJanuary 5, 2025 - 21:47

Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190

sekretariat@tknpsl.id

INSTITUSI TERKAIT

SISTEM

  • Sistem Pelaporan
  • Data Sampah
SOSIAL MEDIA
  • Share on Facebook
  • Share on X
  • Share on LinkedIn
  • Link to Instagram
  • Link to Youtube

Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Daur Ulang Sampah, Tetra Pak Buka Booth Edukasi di Taman PintarLangkah KLHK Mengurangi Sampah dari Produsen
Scroll to top

You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/

Labuhan Bajo

Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.

Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.

Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.

Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.