World Water Forum ke-10 Akan Tawarkan Solusi Konret Sungai Tercemar
Jakarta, CNBC Indonesia – Pencemaran sungai oleh limbah merupakan masalah serius di Indonesia yang masih belum teratasi, bahkan juga terjadi dalam lingkup global.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjelaskan bahwa 59% sungai di Indonesia sangat tercemar. Lebih dari 12,7 juta metrik ton limbah yang mencemari sungai akhirnya berakhir di lautan.
Pada 2018, Sungai Citarum dinobatkan sebagai sungai paling tercemar di dunia oleh Bank Dunia sebagai dampak dari tingginya tingkat pencemaran sungai di Indonesia. Permasalahan ini berasal dari limbah industri dan rumah tangga.
Sungai: ‘Layanan’ Pembuangan Sampah Gratis bagi Masyarakat
Salah satu alasan mengapa sungai di Indonesia tercemar adalah karena sungai masih menjadi tempat pembuangan sampah bagi masyarakat yang tidak menerima layanan pengelolaan sampah yang layak. Secara kebiasaan, masyarakat membuang sampah mereka ke sungai. Limbah organik dan anorganik akhirnya berakhir di sungai.
Tidak hanya dari rumah tangga, sektor industri juga turut berkontribusi terhadap pencemaran sungai. Limbah industri yang belum diolah yang dibuang ke sungai mencemari air. Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri No. 03/2010 tentang Standar Kualitas Cairan Limbah untuk Kawasan Industri, pemilik industri harus mengelola limbah mereka dan memenuhi standar kualitas sebelum membuangnya ke sungai. Sayangnya masih banyak pemilik industri yang melanggar aturan tersebut. Sebagai konsekuensinya, pencemaran sungai semakin parah.
Dampak Pencemaran Sungai
Dampak buruk pencemaran sungai memengaruhi semua makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan. Di Sungai Citarum, misalnya, terjadi penurunan populasi ikan lebih dari 60% pada 2008 karena kerusakan pada ekosistem sungai. Sawah yang diairi oleh Sungai Citarum juga terkontaminasi oleh limbah industri.
Hal ini tentu mengancam kesehatan masyarakat sekitar sungai. Selain rentan menderita penyakit kulit, mereka juga terancam oleh penyakit-penyakit yang mengancam jiwa seperti tuberkulosis, masalah pencernaan, bronkitis, penyakit ginjal, dan tumor. Hal ini terjadi karena konsumsi air yang terkontaminasi setiap hari.
Dampak pencemaran sungai juga menyebar ke pencemaran laut. Di mana sekitar 80% sampah laut berasal dari sungai, sehingga dapat mengancam keanekaragaman hayati, membawa mikroplastik, dan merusak ekosistem.
Kolaborasi Jadi Kunci Mengembalikan Kualitas Sungai
Berbicara tentang masalah sampah sungai tanpa membicarakan solusinya terasa tidak lengkap. Semua pihak seperti masyarakat, lembaga, pemerintah, dan pelaku industri harus terlibat.
Penanganan terhadap sungai Citarum bisa menjadi contoh baik. Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, Pemerintah membentuk tim yang mengatasi kerusakan dan pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum melalui beberapa Kementerian dan Lembaga Pemerintah.
Baca Juga: Mengapa Sampah Plastik Bisa Membuat Lingkungan Jadi Rusak?
Kebijakan tersebut mendukung program Citarum Harum untuk mengembalikan kondisi Sungai Citarum seperti semula pada 2025. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada 12 strategi yang disiapkan seperti penanganan lahan kritis, limbah industri, limbah ternak, limbah cair domestik, kandang jaring apung, pengelolaan sampah, kontrol penggunaan lahan, pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, penegakan hukum, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, penelitian dan pengembangan, serta manajemen data, informasi dan hubungan masyarakat.
Kalangan di luar pemerintahan pun terlibat secara aktif. Salah satu contohnya adalah program Citarum Repair yang dikembangkan Yayasan Greeneration, menawarkan solusi melalui sosialisasi pengelolaan sampah masyarakat lokal, menyediakan penghalang sampah untuk menangkap sampah sungai dan menghindari masuknya ke lautan, serta mengolah sampah bersama oleh industri daur ulang.
Citarum Repair menargetkan untuk mengelola 5 ton sampah per hari di Sungai Citarum. Pada tahun 2021, Sungai Citarum berhasil mengelola lebih dari 9 ton sampah Sungai Citarum. Persentase tertinggi dari sampah adalah sampah organik sekitar 30,6%, yang mencapai 2,3 ton. Program ini telah memberikan edukasi kepada 1.180 masyarakat lokal tentang pengelolaan sampah untuk mengubah perilaku masyarakat lokal menjadi lebih bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan.
Sektor industri juga memiliki peran penting dalam mencegah pencemaran sungai dengan menerapkan industri hijau. Industri hijau adalah sistem industri yang memprioritaskan efisiensi dan efektivitas sumber daya berkelanjutan dalam kegiatannya.
Tujuannya adalah untuk menyelaraskan keberlanjutan lingkungan dan pengembangan industri. Konsep ini diterapkan dengan mengurangi dan mencegah emisi dan limbah. Limbah tidak dibuang ke alam, tetapi harus dikelola dan didaur ulang. Oleh karena itu, limbah dikurangi dan dibuang dengan aman.
Untuk mengurangi produksi limbah secara industri dan domestik, Yayasan Greeneration menyajikan Solusi Isi Ulang Berkendara (Driving Refill Solution) bekerja sama dengan Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G) dan Siklus untuk memberikan pendidikan pengelolaan sampah dan layanan isi ulang kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, dan minyak goreng untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai.
Layanan ini menggunakan teknologi digital. Program ini telah memberikan edukasi kepada 1.661 orang tentang pengelolaan sampah dan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan pada 2021. Ini adalah solusi untuk mengurangi limbah rumah tangga yang berkontribusi pada pengurangan limbah yang berakhir di sungai.
Pentingnya Konservasi Air
Konservasi air melibatkan penggunaan sumber daya air secara bertanggung jawab dan efisien untuk mengurangi pemborosan dan menjaga ketersediaannya untuk generasi mendatang. Melaksanakan langkah-langkah konservasi air penting karena berbagai alasan.
Pertama, dapat mengurangi kelangkaan air. Meningkatnya permintaan air akibat pertumbuhan populasi dan pembangunan ekonomi, banyak wilayah mengalami kelangkaan air. Dengan mengkonservasi air, ini dapat mengurangi tekanan dan memastikan akses yang adil terhadap air bersih untuk semua.
Baca Juga: Taking plastics full circle: Creating a sustainable future in Indonesia
Kemudian dapat melindungi ekosistem khususnya ekosistem akuatik bergantung pada keseimbangan dari ketersediaan air. Mengkonservasi air membantu menjaga kesehatan ekosistem ini sambil mendukung keanekaragaman hayati dan stabilitas ekologis.
Manfaat selanjutnya adalah penghematan energi. Pengolahan air membutuhkan masukan energi yang signifikan. Dengan mengkonservasi air, secara tidak langsung, mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca.
Penggunaan air yang efisien dapat menghasilkan penghematan ekonomi berupa biaya bagi individu, bisnis, dan pemerintah. Dengan mengurangi pemborosan, kita dapat mengurangi biaya operasional pengolahan air dan infrastruktur.
Adapun beberapa strategi praktis yang dapat diadopsi untuk mempromosikan konservasi air baik pada tingkat individu maupun masyarakat:
1. Memperbaiki Kebocoran.
2. Peralatan yang Efisien dalam Penggunaan Air.
3. Pengumpulan Air Hujan.
4. Kampanye Kesadaran Publik.
Forum Air Dunia ke-10: Kekuatan Kolaborasi
Forum Air Dunia, yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, berfungsi sebagai platform utama untuk mengatasi tantangan air global. Forum Air Dunia ke-10 yang akan digelar 18 hingga 24 Mei mendatang di Bali, menyajikan kesempatan berharga bagi para pemangku kepentingan dari semua sektor untuk berkolaborasi dan membentuk masa depan manajemen air.
Adapun kolaborasi bisa berupa pendekatan holistik berbagai stakeholder untuk berbagi inspirasi praktik baik, formulasi kebijakan, dan peluang investasi.
World Water Forum ke-10 memfasilitasi kolaborasi potensial di antara para pemangku kepentingan yang beragam dan menjadi katalisator untuk perubahan transformatif. Forum air dunia (WWF) ke-10 akan mempertemukan pemangku kepentingan dari seluruh dunia untuk mendiskusikan solusi terhadap tantangan air global yang akan dilaksanakan di Bali pada 18-25 Mei 2024.
World Water Forum ke-10 bukan hanya menjadi platform pertemuan, tetapi juga panggung untuk menyatukan visi yang akan membawa perubahan transformatif bagi ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.
Artikel ini telah tayang di https://cnbcindonesia.com/ dengan judul “World Water Forum ke-10 Akan Tawarkan Solusi Konret Sungai Tercemar”,
Klik untuk baca: https://www.cnbcindonesia.com/research/20240503193921-128-535665/world-water-forum-ke-10-akan-tawarkan-solusi-konret-sungai-tercemar
By cnbcindonesia.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!