Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Penulis : Kelvin Akira Darmawan (27 Juli 2020)
Masalah sampah plastik di Indonesia kini menjadi sebuah masalah besar bagi negara kita. Jumlah sampah yang setiap hari semakin meningkat membuat pemerintah harus serius menanggapi masalah tersebut. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menaksir jumlah timbunan sampah di Indonesia tahun ini sebesar 67,8 juta ton. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah, ujar Siti Nurbaya. “Tahun 2020 jumlah timbunan sampah sangat besar, sekitar 67,8 juta ton dan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk” ucap Siti Nurbaya kepada wartawan, Selasa (9/6/2020). Menurut Siti, Pemerintah sudah sangat serius dalam menangani jumlah tumpukan sampah seperti dalam hal pengelolaan dan daur ulang sampah plastik serta membuat kebijakan pelarangan pengunaan kantong plastik, sedotan plastik, dan wadah styrofoam.
Menganggapi isu tersebut, Unilever membuat terobosan teknologi daur ulang sampah plastik menjadi kemasan produk baru. Teknologi daur ulang tersebut bernama CreaSolv. Unilever berkerjasama dengan Fraunhofer Institute di Jerman untuk mencetus inovasi teknologi yang sangat efisien dalam pengurangan jumlah sampah plastik kemasan. Teknologi CreaSolv adalah teknologi pertama dan satu-satunya di dunia yang dapat mendaur ulang sampah kemasan plastik (kantong plastik dan kemasan) menjadi kemasan baru siap pakai. dengan teknologi ini, sampah plastik tidak berakhir di pembuangan akhir tetapi dapat didaur ulang menjadi barang yang berguna dan bermanfaat.
Pada tahap awal uji coba, teknologi ini diperkirakan mampu mengelola 3 ton sampah plastik fleksibel bersih per hari sehingga pada skala komersial, teknologi ini dapat mengurangi CO2 sebesar 7.800 ton per hari untuk per unit operasi atau setara 8.200 ton plastik fleksibel. Saat ini, PT Trias Sentosa di Kawasan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur sedang mengembangkan teknologi CreaSolv untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan baku pembuatan kemasan plastik baru. Cara kerja teknologi CreaSolv terbilang cukup mudah. Pertama, sampah plastik dikumpulkan dari 2.800 bank sampah yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian, setelah sampah plastik terkumpul, sampah-sampah ini dibawa ke pabrik teknologi CreaSolv untuk dicuci terlebih dahulu sampai bersih dan kemudian dicacah menggunakan mesin agar lebih mudah didaur ulang. Terakhir, sampah plastik dilarutkan dengan cairan polimer, kemudian disaring agar terpisah dengan residunya lalu dikeringkan. Sampah plastik yang sudah dikeringkan akan diproses dengan metode penyulingan sehingga plastik polimer berubah menjadi serpihan plastik yang kasar. Serpihan inilah yang akan digunakan sebagai bahan baku membuat kemasan plastik baru.
Jadi, kemasan plastik yang tidak terpakai dapat didaur menjadi kemasan plastik baru. Unilever berharap dengan adanya teknologi CreaSolv mampu mengurangi jumlah sampah plastik dan mendukung tujuan pengolahan sampah yang recyclable, reusable, dan compostable sehingga sampah plastik yang sudah tidak terpakai dapat diolah menjadi barang bermanfaat.