Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : Kelvin Akira Darmawan
Editor : Ananda Rizky Purwaningdyah
(22 Desember 2020)
sampahlaut.id – Unit Induk dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) menciptakan inovasi baru demi mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.
Unit Induk yang berwilayah di Pulau Tinggi, Bangka Belitung, membuat teknologi pengelolaan sampah yang diberi nama Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang beroperasi di Pulau Tinggi, Bangka Selatan.
“Puji syukur saat ini kita bisa membawa pelet sampah untuk kita uji coba di Pulau Tinggi yang sejuk dan hijau ini. Biji sampah yang sumbernya dari masyarakat akan diolah menjadi energi listrik.
Ini adalah sumber terbarukan” ucap Wakil Presiden Perusahaan Komunikasi dan CRS PLN, Agung Murdifi dilansir dari antaranews.com.
Agung juga mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan mesin berkapasitas 16 KW untuk mengoperasikan biji sampah menjadi gas sintetik dimana gas tersebut akan dimasukan ke mesin PLTG agar dapat menghasilkan energi listrik.
Baca Juga : Inovasi Pembakaran Sampah Tanpa Asap (PESTA) dari Desa Lembuak
Teknologi ini membuat PLN berhasil dalam penghematan biaya pokok penyediaan tenaga listrik yang sebelumnya pelanggan menggunakan listrik berbahan solar dengan rata-rata sekitar Rp. 4.900 per 1 kWH sekarang menjadi Rp. 1400-an per 1 kWH.
Mesin yang beroperasi selama 24 jam ini setidaknya membutuhkan 400 Kg pelet sampah dalam sehari yang berarti dalam satu bulan 12.000 Kg pelet sampah diperlukan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Karena hal tersebut, teknologi inovasi PLN tersebut dapat membantu mengurangi timbulan sampah yang ada di sekitar masyarakat. Bersama dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sekar Rukun, Camat Tobali Sumindar mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah untuk kemudian diolah menjadi pelet.
Sampah yang dikumpulkan berasal dari pasar dan rumah tangga. Sampah yang telah terkumpul akan dipilah untuk diolah menjadi pelet sampah.
Baca Juga : Peunyeumisasi, Batu Bara Asal Sampah
Proses pengolahan sampah menjadi pelet sampah antara lain, pertama-tama sampah digiling dengan menggunakan mesin penggilingan pertama. Kemudian, sampah dimasukan ke dalam mesin penggilingan kedua.
Mesin penggilingan kedua ini berfungsi untuk mengubah sampah menjadi pelet sampah. Setelah itu, pelet sampah akan dijemur hingga kekeringannya mencapai 80-90 persen.
Setelah kering, pelet akan dikemas ke dalam karung dan ditimbang untuk dijadikan bahan bakar pembangkit. Saat ini sekitar 100 Kg sampah sudah dikelola oleh KSM Sekar Rumpun.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan secara periodik, pengelolaan sampah akan terus ditingkatkan supaya pengelolaan sampah semakin membaik.
PLN berharap besar agar kebersihan dan kelestarian alam di Pulau Tinggi terus ditingkatkan, dengan memanfaatkan sampah sebagai energi terbarukan secara terus menerus. PLN juga akan terus mengembangkan teknologi ke beberapa pulau di Provinsi Bangka Belitung.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!