Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Penulis : Tika Damayanti
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(18 September 2020)
Desa Danger yang berada di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah membuat salah satu inovasi pengelolaan sampah yang sangat unik dan bermanfaat bagi masyarakat, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terbuat dari limbah sampah plastik. Kepala Desa Danger, Kapsul Hadi menyatakan bahwa pada saat ini inovasi yang telah dilakukan oleh Desa Danger, Lombok Timur telah berhasil mencapai teknologi tepat guna pada tahun 2018 di Kabupaten Lombok Timur. Selain itu, menurut Hadi, inovasi tersebut telah mampu bersaing secara kompetitif di tingkat nasional. ”Tujuan saya ini, untuk membuatkan lapangan pekerjaan kepada pemuda dan pemudi yang ada di wilayah Desa Danger ini, sekaligus bisa menciptakan desa ini menjadi bersih dari sampah plastik” ungkap Hadi.
Hadi menyampaikan bahwa proses pembuatan BBM sebagai salah satu inovasi pengelolaan sampah terinspirasi dari kerajinan kayu Gaharu, dan kemudian mulailah dibuat mesin penyulingan untuk minyak Gaharu. Proses pengolahan tersebut membutuhkan waktu selama 15 menit untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar berupa bensin, solar, dan minyak tanah yang sudah siap pakai dengan jumlah masing-masing satu liter. “Dengan satu kilogram sampah plastik, kita bisa membuat tiga bahan bakar berbeda dengan jumlah masing-masing satu liter” ungkap Hadi. Selain itu, Hadi juga mengatakan ingin membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda masyarakat Desa Danger dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Sejauh ini, untuk dapat mengolah dan memasarkan BBM olahan dari sampah, Desa Danger masih bekerja secara mandiri. Namun, dalam memasarkan BBM olahan sampah ini ternyata tidaklah mudah. Maka dari itu mereka pun kini membuka kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pihak swasta maupun pemerintah setempat untuk lebih mengembangkan inovasi ini.
Selain mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar, pengelolaan BBM dari sampah ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi warga atau sumber daya masyarakat Desa Danger. Pengelolaan BBM di Desa Danger tersebut masih menggunakan peralatan seadanya, selain itu juga peralatan yang digunakan masih mudah sekali berkarat karena bahannya terbuat dari besi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan alat pengelolaan sampah yang terbuat dari stainless agar tidak mudah berkarat. Hal ini dimaksudkan agar BBM yang dihasilkan tidak terkontaminasi oleh karat. Sejauh ini, masyarakat desa setempat sudah menghabiskan dana sebesar 40 juta rupiah untuk membuat satu mesin yang terbuat dari bahan besi. Oleh karena itu, kini Desa Danger pun membuka kesempatan untuk bisa bekerjasama dengan berbagai pihak, baik dari pihak pemerintah maupun swasta untuk dapat meningkatkan kualitas alat dan sarana yang dibutuhkan dalam mengolah sampah plastik tersebut menjadi bahan bakar siap pakai.