Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : Ananda Rizky Purwaningdyah (15 Juli 2020)
Gema Tansaplas merupakan akronim dari Gerakan Masyarakat Puputan Sampah Plastik. Gerakan iniiinisiasi oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, dan diresmikan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 juni 2020 yang dihadiri oleh beberapa pihak seperti ketua DPP Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI), Saut Marpaung, dan General Manager PT Indonesia Power Bali Power Generation Unit, Erwin Putranto. Selain Gema Tansaplas, juga diresmikan Koperasi Gema Nadi Lestari khusus untuk pengolahan sampah. Peresmian kedua program ini dilakukan di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang berada di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung.
Gema Tansaplas merupakan program yang menginisiasi dan mendorong seluruh kepala desa yang mencakup 4 kecamatan untuk membuat TOSS di desa masing-masing. Dalam program TOSS Desa tersebut, kepala desa diwajibkan untuk mendorong masyarakat agar dapat memilah sampah organik dengan sampah anorganik. Selain itu, dalam program Gema Tansaplas ini Bupati Klungkung juga menggandeng Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI). Sampah yang dikumpulkan oleh masyarakat setempat nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sedangkan untuk sampah organik nantinya akan diolah kembali menjadi pupuk di masing-masing TOSS Desa. Bupati Klungkung jug menjabarkan bahwa terdapat pembagian waktu untuk pembuangan sampah bagi masyarakat yaitu pagi pukul 06.00 – 07.00 WITA dan sore pukul 15.00-16.00 WITA.
Baca Juga : Bank Sampah Gemah Ripah, Ubah Sampah Menjadi Berkah
Bupati Klungkung menyatakan bahwa Gema Tansaplas ini diharapkan mampu memerangi sampah plastik dan merupakan gerakan habis-habisan di tengah segala upaya pengolahan sampah plastik yang belum terselesaikan. Penerapan program Gema Tansaplas ini juga menetapkan sanksi bagi masyarakat yang tidak taat pada aturan dan memberikan hadiah pada masyarakat yang taat. Penegasan sanksi tersebut dimulai setelah 7 hari peluncuran program Gema Tansaplas. Bupati Klungkung juga menganjurkan semua kepala desa untuk membuat TOSS di desanya masing-masing. Hal ini dianjurkan untuk menginisiasi desa agar dapat memilah dan mengolah masyarakat setempat di wilayah masing-masing. Masyarakat kota juga dipersilahkan untuk menaruh sampah di depan rumah atau gang dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu pagi atau sore. Sampah tersebut nantinya akan diangkut oleh APSI dan akan diproses lebih lanjut.
Menurut DPP APSI Saut Marpaung, program Gema Tansaplas juga dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap sampah yang biasanya akan dibuang begitu saja menjadi sumber penghasil uang tambahan jika dilakukan proses pemilahan lebih lanjut. Program TOSS yang menjadi tempat pengolahan sampah masyarakat dapat mengubah sampah organik dan anorganik menjadi energi terbaharukan, yaitu berupa pelet yang dijadikan sebagai sumber energi listrik. Program TOSS yang diluncurkan pada tahun 2017 ini sangat bermanfaat untuk pengolahan sampah, khususnya sampah yang dikumpulkan oleh masyarakat melalui Gema Tansaplas ini. Menurut Bupati Klungkung, gerakan Gema Tansaplas tidak serta merta dapat menyelesaikan masalah sampah saat ini. Diperlukan dukungan dari seluruh pihak agar program Gema Tansaplas ini dapat berjalan dengan baik, yaitu jika seluruh masyarakat taat pada aturan dan turut aktif untuk menanggulangi dan mengumpulkan sampah dimulai dari rumah masing-masing.
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!