Miris, Gurita Gunakan Sampah untuk Tempat Berlindung
ilustrasi gurita(pixabay)
KOMPAS.com – Sampah yang dihasilkan manusia mencemari hampir semua wilayah, tak terkecuali lautan. Tentu saja hal ini berdampak bagi makhluk hidup yang hidup di lingkungan tersebut.
Sebuah studi kini menunjukkan bahwa salah satu penghuni lautan ,yaitu gurita, menjadi lebih mudah untuk berlindung di sampah-sampah manusia yang ditemukan di lautan daripada bersembunyi di karang.
Hasil tersebut didapatkan setelah peneliti melakukan tinjauan sistematis foto dan video bawah air dari seluruh dunia. Peneliti menghitung 24 spesies Cephalopoda yang membuat rumah di sampah laut tersebut.
Dikutip dari Science Alert, Selasa (15/3/2022), selama bertahun-tahun penyelam dan ilmuwan telah mengamati gurita bertelur di plastik atau peralatan pancing yang tak digunakan.
Beberapa makhluk pintar ini bahkan pernah tertangkap kamera menggunakan botol kaca, pot keramik, pipa logam, kaleng berkarat, atau gelas plastik untuk menutupi kepala mereka. Namun, di antara barang-barang itu, lebih dari 40 persen gurita lebih memilih botol kaca sebagai tempat berlindung.
Hal tersebut menurut peneliti karena botol lebih mudah tenggelam yang bisa membuat makhluk laut menjadi lebih tertarik. “Botol kaca memiliki tekstur interal kerang sehingga dapat menjadi tempat berlindung para gurita,” ungkap peneliti.
Baca Juga: Rinso-Anteraja hadirkan fasilitas jemput-antar sampah plastik gratis
Sampah-sampah tersebut sebenarnya merupakan alternatif yang berguna untuk perlindungan, tetapi para peneliti khawatir apa yang akan terjadi jika makhluk pintar ini terlalu bergantung pada sampah itu untuk berlindung.
“Efek positif yang tampak juga dapat memiliki beberapa konsekuensi yang merugikan dan tak langsung,” tulis peneliti dalam studinya. Studi yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan dari University of Rio Grande, Brasil, ini menyebut beberapa sampah, misalnya, dapat membuat gurita terpapar bahan kimia beracun atau logam berat.
Mirisnya, ketergantungan itu sudah terjadi. Peneliti menemukan gurita yang baru dideskripsikan di Brasil, gurita kerdil (Paroctopus cthulu) terlihat hanya berlindung di sampah.
Tak ada catatan resmi tentang spesies ini yang menggunakan tempat perlindungan alami, misalnya kerang. Gurita tersebut kebanyakan justru membuat rumahnya di kaleng bir yang secara teratur dibuang ke laut oleh kapal wisata.
Tak jarang ketika penyelam di wilayah itu datang untuk membersihkan sampah laut, mereka sering tak menyadari bahwa kaleng berisi gurita di dalamnya.
Secara keseluruhan, studi ini berhasil mengumpulkan 261 gambar bawah air dan video gurita yang berinteraksi dengan limbah laut. Selain itu, peneliti juga menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh. Mereka bahkan menemukan gurita laut dalam di Mediterania memanfaatkan sampah yang tenggelam.
Catatan interaksi gurita dengan sampah telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan sebagian besar catatan terjadi antara 2018 hingga 2021. Hal tersebut bisa saja terjadi karena foto bawah air lebih mudah diambil daripada sebelumnya. Namun, itu juga bisa menjadi pertanda bahwa masalah sampah laut semakin parah.
Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi tinjauan awal ini telah mengungkapkan beberapa hasil penting. Studi tersebut dipublikasikan di Marine Pollution Bulletin.
Artikel ini telah tayang di https://www.kompas.com dengan judul “Miris, Gurita Gunakan Sampah untuk Tempat Berlindung”,
Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/17/080500923/miris-gurita-gunakan-sampah-untuk-tempat-berlindung
By kompas.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!