Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut

Penulis : David Mawindra
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(18 September 2020)
Dalam mengatasi permasalahan penumpukan sampah di Kota Serang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang melakukan inovasi teknologi pengolahan sampah dengan memanfaatkan teknologi karbonisasi pada Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong, Banten. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, Banten, Ipiyanto menyatakan teknologi tepat guna ini merupakan karya anak bangsa yang bisa menyulap sampah menjadi bahan yang bermanfaat. “Satu alat atau mesin yang memiliki lima fungsi, antara lain pengolahan air lindi yang merupakan limbah timbulan sampah dapat diolah menjadi pestisida,” tutur Ipiyanto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang.
Produk teknologi buatan anak bangsa ini diciptakan oleh Dr. Ishenny Mohd Noor, dengan teknologi yang diberi nama mesin karbon Dr. Ishenny. Mesin ini memiliki 5 fungsi, antara lain yaitu dapat mengonversi sampah menjadi bahan karbon aktif; masalah limbah air lindi atau air dari timbunan sampah menjadi bio-pestisida dan pupuk cair; sampah plastik diubah menjadi bahan bakar dan biji plastik; serta dapat mengubah sampah menjadi listrik yang disimpan pada baterai mobil 70 Ampere dan 12 Volts.
Teknologi karbon milik Dr. Ishenny dapat mengolah timbulan sampah sebesar 10 mᶾ per mesin. Teknologi ini juga diklaim sangat ramah lingkungan dan hemat energi, karena tidak membutuhkan bahan bakar, tidak menimbulkan asap atau emisi, tidak berbau, tidak menghasilkan lindi, tidak bising, dan konsumsi listrik yang sangat hemat, yaitu hanya membutuhkan 2Kw/h listrik. Teknologi ini juga tidak membutuhkan lahan yang besar untuk pengoperasiannya. TPSA Cilowong, Banten yang dipakai sebagai tempat pengoperasian teknologi karbonisasi ini juga mendapatkan keuntungan, karena teknologi ini mampu menghilangkan bau dan sumber lalat di TPSA Cilowong, Banten.
Selama masa Pandemi COVID-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang memanfaatkan teknologi yang dapat menghasilkan cairan bio-disinfektan yang dihasilkan melalui pengolahan air lindi atau air dari timbunan sampah. Satu alat ini dapat menghasilkan cairan bio-disinfektan sebanyak 1 ton setiap harinya.”Disinfektan yang kita hasilkan ini bukan bahan kimia, makanya dinamakan bio-desinfektan, jadi kalau kena tubuh tidak membuat iritasi atau alergi. Ketika menyemprot di pemukiman atau dalam ruangan, kita juga tidak harus pergi, kalau pakai bahan kimia, kan kita harus pergi atau menghindar,” kata penemu mesin karbon, Ishenny Mohd Noor, Kamis (26/3).

Dengan hadirnya mesin karbon ini, diharapkan dapat membuat pengolahan sampah di Kota Serang menjadi lebih efisien, khususnya penumpukan sampah yang terjadi pada TPSA Cilowong, Banten. Teknologi yang dapat mengubah 5 ton sampah menjadi 1 ton karbon ini akan sangat membantu Pemkot Serang dalam mengelola sampah sesuai dengan visi dan misi Pemkot Serang tentang kebersihan. “Target yang akan diselesaikan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota adalah kebersihan. Oleh karena itu, mesin ini sangat sesuai dengan visi dari mereka,” tutup Ipiyanto.Mesin ini juga sebagai wujud Pemkot Serang menciptakan ekonomi sirkular yang dapat mengolah sampah menjadi bahan bahan pertanian yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
Sumber :
https://www.bantennews.co.id/dinas-lingkungan-hidup-kota-serang-sulap-sampah-jadi-listrik-dan-biji-plastik/
https://faktabanten.co.id/blog/2020/01/30/miliki-mesin-pengolahan-sampah-modern-dlh-kota-serang-jadi-lirikan-daerah-lain1/
https://republika.co.id/berita/q7spiy380/sampah-diolah-jadi-bio-disinfektan-di-kota-serang
https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/mesin-karbon-dr-ishenny-yang-digunakan-pemkot-serang-untuk_200326171335-982.jpg
https://www.bantennews.co.id/wp-content/uploads/2020/01/IMG-20200120-WA0024-1.jpg