Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
Penulis : David Mawindra
Editor : Rizka Adriana Lutfiani
(18 September 2020)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar yang terletak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada desember 2019 lalu. TPA tersebut dikatakan Presiden sebagai TPA terbaik se-Indonesia jenis sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan TPA yang mengelola sampah dengan memanfaatkan cekungan atau tanah yang dibuat lubang untuk menimbun sampah. Cekungan ini dapat mengubah tumpukan sampah menjadi gas metana yang dapat digunakan sebagai alternatif gas elpiji. Presiden Jokowi mengutarakan apresiasinya terhadap TPA Manggar “Saya kira ini adalah pemrosesan akhir sampah yang paling baik di Indonesia, hijau, tidak bau,” ujar Presiden Jokowi.
TPA Manggar yang dibangun dengan teknologi sanitary landfill dapat menghancurkan sampah dengan sangat baik dan dapat mengubah air lindi atau air yang berasal dari timbunan sampah menjadi gas metana yang kemudian ditampung dan diolah, sehingga dapat disalurkan kepada warga sebagai sumber energi alternatif pengganti gas elpiji. Pemanfaatan gas metana dari hasil olahan sampah ini sudah dirasakan oleh 20 kepala keluarga di sekitar TPA Manggar. Selanjutnya, inovasi ini akan diproyeksikan dapat menjadi sumber energi kompor gas untuk 160 kepala keluarga (KK) di sekitar TPA Manggar. “Selanjutnya kita targetkan 160 kepala keluarga di sekitar lokasi (TPA Manggar) untuk menjadi sumber api kompor gas,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danish H. Sumadilaga.
Pemanfaatan gas metana yang digunakan sebagai alternatif pengganti elpiji ini memanfaatkan olahan air lindi dari ratusan ribu ton timbunan sampah. Sampah yang ingin diolah menjadi gas metana ditempatkan pada lubang-lubang yang sudah di diberi pipa-pipa penyalur, kemudian gas metana akan disalurkan kepada warga sekitar melalui pipa tersebut. Gas metana dihasilkan dengan pemanfaatan proses degradasi limbah organik yang berasal dari sampah basah atau sampah bekas makanan yang dibiarkan tertimbun di dalam tanah hingga membusuk, lalu akan mengeluarkan gas metana. “Gas metana muncul dari sampah yang tertimbun di TPA dengan menggunakan teknologi sanitary landfill,” jelas Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danish H. Sumadilaga. Danish pun menambahkan, “secara teoritis, satu kilogram sampah mampu menghasilkan setengah kilogram gas metana, di TPA sampah Manggar ini ada 9 hektar, kalau satu hektar dapat menampung sampah sebanyak 80.000 ton, berarti 9 hektar dapat menampung 720.000 ton sampah, maka gas metana yang dihasilkan sekitar 360.000 kiloton gas metana”.
Dalam acara peresmian perluasan TPA Manggar, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memuji pengelolaan sampah di Kota Balikpapan. Pengelolaan sampah di Kota Balikpapan dilakukan dari sektor rumah tangga terlebih dahulu sebanyak 20 persen, sehingga membantu dalam mempercepat pengolahan sampah di TPA Manggar. Sebanyak 70 persen sampah di TPA Manggar adalah sampah rumah tangga dan 30 persen sisanya adalah sampah plastik yang sudah dipilah dan diolah. Presiden juga mengapresiasi pembangunan TPA Manggar yang cukup hemat anggaran dari dana APBN “Saya lihat juga tidak memakan biaya yang begitu banyak, (hanya) 160 miliar rupiah”, tambah Joko Widodo.
Sumber :
https://www.antaranews.com/berita/1213268/pengolahan-tpa-sampah-manggar-manfaatkan-gas-metana-untuk-kompor-gas
https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/tpa-manggar-tempat-sampah-terbaik
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/18/12114221/resmikan-tpa-manggar-jokowi-ini-terbaik-di-indonesia-tidak-bau?page=all
https://www.idntimes.com/news/indonesia/melani-indra-hapsari/wali-kota-balikpapan-apresiasi-presiden-mau-resmikan-tpa-manggar-nasional/3
https://cdn2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/separator-gas-metan-yang-ada-di-kawasan-sekitar-tempat-pembuangan-akhir-tpa.jpg
https://www.indonesia.go.id/assets/img/content_image/1577670512_antarafoto_presiden_tpa_181219_ak_1.jpg
Gedung Manggala Wanabakti, Jl. Gatot Subroto RT.1/RW.3 Glora, Tanah Abang Jakarta Pusat 12190
Copyright © 2020 Tim Koordinasi Nasional Penangan Sampah Laut
You can see how this popup was set up in our step-by-step guide: https://wppopupmaker.com/guides/auto-opening-announcement-popups/
Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah berkembangnya pariwisata Indonesia, Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal saat ini terutama bagi mereka yang menyukai kawasan laut dan pantai. Labuan Bajo memiliki lanskap alam yang sangat indah, laut yang berwarna biru, serta panorama yang beragam mulai dari kawasan pantai hingga perbukitan.
Selain terkendal dengan salah satu hewan endemiknya yaitu Komodo, Labuan Bajo juga menyediakan banyak daya tarik lain yang patut dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari gugusan Pulau Padar, Rinca, dan Komodo, Pantai Pink, hingga desa tradisional di kawasan Wae Rebo, semuanya menawarkan keindahan dan keunikan masing-masing.
Labuan Bajo dirancang untuk menjadi salah satu kawasan “Bali Baru” bersama dengan 4 tujuan wisata lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjadikan wilayah ini salah satu prioritas karena akan digelar pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada 2023 mendatang. Oleh karenanya, persiapan mulai dari pembangunan infrastruktur yang menunjang hingga aspek kebersihan seperti penanganan sampah laut mulai dan akan terus dilakukan.
Dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL), Labuan Bajo juga menjadi salah satu kawasan yang banyak menjadi fokus. Berbagai Kementerian/Lembaga banyak yang mengadakan kegiatan terkait penanganan sampah laut, mulai dari pelatihan, aksi bersih laut dan pantai, penyediaan Pusat Daur Ulang, hingga penguatan regulasi.